Bangunan di Bukit Algoritma Bakal Pakai Teknologi Antigempa

CNN Indonesia
Senin, 19 Apr 2021 13:55 WIB
Kontraktor untuk pembangunan PT Amarta Karya (Persero) terinspirasi setiap bangunan di Jepang karena lokasi proyek Bukit Algoritma rawan gempa.
Bukit Algoritman terletak di Cikidang, Sukabumi. (Foto: CNN Indonesia/Probo Kushartoyo)
Sukabumi, CNN Indonesia --

Seluruh bangunan di Bukit Algoritma akan mengadopsi teknologi tahan gempa dari Jepang. Kawasan Bukit Algoritma yang terletak di Cikadang dan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat merupakan daerah rawan gempa karena dilintasi jalur Sesar Citarik dan Sesar Cimandiri.

Direktur PT Amarta Karya (Persero) Nikolas Agung menyebut pihaknya mengetahui bahwa kawasan yang akan dibangun merupakan daerah rawan gempa. Namun, ia menilai itu tidak mengurungkan niat mereka untuk membangun Bukit Algoritma.

Mencontoh Jepang yang juga langganan gempa bumi namun bisa membangun bangunan tahan gempa, ia menyebut pihaknya juga bakal mampu membangun gedung kukuh. Perusahaan bidikan yang bakal diajak kerja sama adalah Kajima dan TOA dari Negeri Sakura.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belajar dari Jepang akan kami adopsi teknologi bangunan, kawasan masterpiece harus dibangun dengan teknologi terkini untuk mengamankan lokasi ini," kata Nikolas kepada wartawan di Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (18/4).

Apalagi, lanjutnya, anggaran yang disiapkan terbilang fantastis yaitu Rp18 triliun untuk pembangunan 3 tahun pertama. Sehingga, ia yakin anggaran akan mencukupi pembiayaan teknologi terkini.

Selain teknologi gedung, ia menyebut kawasan juga akan dilengkapi dengan energi terbarukan yang relevan dengan Bukit Algoritma yang berorientasi pada pembangunan untuk masa depan.

Di kesempatan sama, Pendiri AI Innovation & IOT Center, Lab & Incubator di Bukit Algoritma Karin Taslim menyatakan pihaknya akan mengutamakan penggunaan listrik dari energi terbarukan, terutama dari tenaga surya yang akan diintegrasikan dengan sistem smart energy monitoring.

Dia menyebut Bukit Algoritma yang mengusung teknologi pintar dan berkiblat pada pembangunan masa depan juga harus tercermin dari energi listrik yang digunakan.

"Kawasan ini akan kami buat jadi kawasan smart, eco-enviromentaly friendly dan suistanable (berkelanjutan), kami berharap nanti akan ditenagai energi surya, karena ini lah tren yang terjadi secara global," paparnya.

Seperti diketahui, digadang-gadang akan dibangun proyek mega bernilai Rp18 triliun di daerah Cikadang dan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Lahan yang disiapkan untuk proyek seluas 888 hektare dan merupakan proyek swasta, sehingga tidak menggunakan anggaran APBN.

(wel/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER