Produksi mobil di Indonesia saat ini dikatakan kewalahan memenuhi pemesanan model yang mendapatkan fasilitas relaksasi PPnBM. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menjelaskan kendala ini merupakan masalah positif buat industri otomotif dalam negeri.
Presiden Joko Widodo mengatakan pada Kamis (15/4) saat pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) bahwa purchase order mobil-mobil yang mendapatkan relaksasi PPnBM melonjak 190 persen pada Maret dibanding Februari.
Kata Jokowi lonjakan permintaan itu menyebabkan penumpukan alias inden. Dia juga mengatakan produsen mobil di dalam negeri kewalahan memenuhi semua permintaan, meski demikian hal ini tidak dianggap negatif melainkan positif karena menandai kebangkitan industri otomotif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dapat lampiran ada kenaikan untuk purchase order ada 190 persen, artinya harus inden. Artinya yang memproduksi kewalahan. Artinya lagi industri otomotif sudah bangkit kembali," kata Jokowi.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan sudah mengingatkan kepada seluruh produsen harus siap menghadapi relaksasi PPnBM. Agus bilang pihaknya sudah memprediksi bakal terjadi inden sebab kendala pada proses produksi.
"Soalnya ini sesuai dengan prediksi kita produsen yang enggak siap dia enggak bisa meet the demand, memenuhi permintaan sehingga harus inden. Nah inden ini kan yang kami khawatirkan ada dinamika antara mereka purchase order dan delivery-nya, dan ini yang perlu kita cermati," ujar Agus.
Menurut Agus produsen mobil punya kebiasaan tidak menyimpan stok komponen untuk jangka panjang. Kata dia komponen sebagai bahan baku pembuatan yang dipesan langsung digunakan untuk proses produksi.
"Ini memang sedari awal yang kita sudah prediksi, bahwa ini akan ada kewalahan, akan ada gap antara demand, kami beri PPnBM, dan supply," kata Agus.
Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara juga menjelaskan hal serupa, menurut dia produksi mobil membutuhkan mata rantai komponen yang panjang dan melibatkan ribuan komponen. Kata Kukuh kondisi produsen tak bisa mengejar permintaan saat ini wajar sebab butuh waktu buat menyesuaikan permintaan yang melonjak.
Kukuh mengatakan Gaikindo tak memiliki data spesifik seberapa besar lonjakan permintaan khusus untuk mobil yang mendapatkan relaksasi PPnBM, meski begitu dia bilang hal ini tergambar dari melambungnya seluruh permintaan mobil pada Maret dibanding Februari.
Pada Maret penjualan mobil keseluruhan secara retail sebanyak 77.511 unit , naik 65,1 persen dibanding Februari. Sedangkan wholesales tercatat 84.910 unit, melonjak 72,6 persen dibanding Februari.
Kata Kukuh berbagai produsen saat ini sedang menyesuaikan diri untuk memproduksi lebih banyak mobil guna memenuhi pemesanan terkait relaksasi PPnBM. Kendala yang dihadapi sekarang dikatakan seperti terkait pemesanan komponen, kelangkaan komponen, distribusi, dan perekrutan pekerja.
Kukuh mengatakan produsen mobil di dalam negeri kaget atas permintaan mobil yang melonjak karena relaksasi PPnBM. Namun dia mengatakan jadwal penerapan relaksasi PPnBM yang dimulai Maret merupakan momen yang pas mengingat ada kekhawatiran produksi mobil semakin terpuruk jika tidak dibantu pemerintah.
"Namanya orang sakit, habis koma satu tahun, begitu bangun langsung disuruh lari, ikut balapan. Ya tidak bisa," ucap Kukuh.
"Ini cuma butuh waktu untuk penyesuaian. Bahwa ternyata daya beli masyarakat ada, kemudian industri berusaha memenuhi permintaan yang datang dengan cepat," kata Kukuh lagi.
Produsen mobil terbesar di Indonesia, Astra Daihatsu Motor (ADM), menjelaskan, mengalami kesulitan produksi untuk memenuhi permintaan yang melonjak. ADM merupakan produsen mobil Daihatsu sekaligus merek Toyota seperti Avanza dan Rush yang mendapatkan relaksasi PPnBM.
ADM dalam keterangan resmi pada Jumat (16/4) menjelaskan penjualan mobil Daihatsu melonjak 200 persen atau dua kali lipat, khususnya pada model yang mendapatkan relaksasi PPnBM.
"Sementara itu, dukungan supplier Daihatsu hanya tersedia 20 persen dari demand yang ada. Sehingga, untuk dapat terus memenuhi kenaikan demand ini, Daihatsu berupaya memaksimalkan supply dengan Special Action Daihatsu, yaitu 3P (People, Production facility, Part Control)," tulis ADM.
"Daihatsu berharap, melalui upaya dan implementasi 3P ini dapat meningkatkan supply agar lebih memaksimalkan produksi agar dapat memenuhi permintaan pelanggan", ujar Stephanus Surya, Planning and Control Department Head ADM.
(fea)