Sejak tahun 2000 hingga 2030 kenaikan permukaan air laut mengakibatkan banjir rob sebesar 19 hingga 37 persen. Pulau Jawa dianggap sudah sangat rentan terhadap banjir rob dan menjadi sangat rentan pada tahun 2030, diikuti oleh sebagian Sumatera bagian utara.
Bahkan tempat-tempat yang saat ini tidak mengalami banjir rob seperti di Sulawesi Selatan, akan mengalami peningkatan risiko pada tahun 2030.
Kenaikan permukaan laut, yang dilanjutkan dengan perluasan pembangunan yang tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan sebesar US$400 juta atau sekitar Rp5,8 triliun di seluruh Indonesia pada tahun 2030.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa suhu udara memiliki pengaruh terbesar terhadap hasil panen padi kultivar Ciherang, yang menyumbang sekitar setengah dari produksi beras Indonesia.
Sumatera bagian utara, pulau Jawa dan Kalimantan diprediksi mengalami penurunan hasil panen 20 hingga 30 persen pada tahun 2039-2042 dalam skenario emisi yang lebih tinggi. Papua Barat akan sangat terpengaruh, yakni penurunan produksi beras sekitar 30 persen.
Peningkatan suhu yang dibarengi dengan perubahan curah hujan diperkirakan akan menurunkan kesesuaian wilayah penghasil kopi di Indonesia hingga 85 persen.
Areal yang cocok untuk produksi kopi arabika di Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi, Flores, Bali, dan Jawa Timur saat ini seluas 360.000 hektare dengan sekitar 210.000 hektare di Sumatera Utara.
Dalam zona produksi saat ini, kenaikan suhu 1,7 derajat celcius akan menurunkan area menjadi 57.000 hektare atau sekitar 15 persen dari area yang saat ini digunakan.
Di wilayah Sumatera Utara dan Aceh kehilangan 90 persen lahan di zona produksi, Sulawesi dan Bali kehilangan 67-75 persen, dan Flores menjadi tidak cocok untuk produksi kopi.
Di Indonesia 29 persen pariwisata berada di luar perkotaan, yakni di pesisir pulau. Terumbu karang diperkirakan akan menurun drastis secara global bahkan jika pemanasan global dibatasi hingga 1,5 derajat celcius, karang yang tersisa masih berpotensi menghasilkan pendapatan pariwisata.
Sementara itu pada suhu 2 derajat celcius hampir semua terumbu karang akan hilang. Hal ini dapat menyebabkan wisata bahari bisa lenyap dari Indonesia.
Indonesia merasakan penurunan pendapatan rata-rata sebesar US$ 45 juta antara tahun 2000 hingga 2019 karena bencana alam terkait iklim, dan kemungkinan besar ini akan meningkat secara substansial.
Produk domestik bruto (PDB) per kapita diperkirakan turun sebesar 31 persen antara tahun 2040-2059 di Indonesia, dan 78 persen pada tahun 2080-2099.
(can/mik)