Pada tahun 2008, Angkatan Laut mengadopsi sistem penyelamatan yang telah diperbarui, yakni Submarine Rescue Diving and Recompression System (SRDRS). Kapal ini melakukan operasi penyelamatan dalam tiga bagian;
- Pemindaian; Memeriksa kondisi kapal selam yang tenggelam dengan menggunakan pakaian selam atmosferik yang dilakukan oleh kru penyelamat.
- Rescue; Meningkatkan misi penyelamatan korban menggunakan modul penyelamatan bernama Falcon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Dekompresi; Memindahkan kru dari Falcon ke ruang dekompresi untuk menghindari perubahan tekanan yang tidak terkendali. SRDRS lebih mudah dan lebih cepat untuk digunakan daripada pendahulunya, DSRV.
Kapal penyelamat submersible Deep Search and Rescue Six (DSAR 6) dioperasikan oleh Angkatan Laut Singapura. DSAR 6 diluncurkan dari kapal induk MV Swift Rescue yang mampu menyelam hingga ratusan meter.
DSAR 6 berbentuk seperti kapsul yang mampu menyelam hingga ratusan meter dan terhubung dengan kapal selam yang rusak atau tenggelam.
Kapal kapsul itu kemudian menempelkan badanya ke kapal selam yang tenggelam untuk menyelamatkan penumpang dan kru, lalu membawa mereka kembali ke kapal induk MV Swift Rescue.
DSAR 6 dapat menampung maksimal 17 anggota dan dioperasikan oleh dua anggota awak.
Terdapat teknologi untuk membantu evakuasi seperti sistem Remotely Operated Vehicle (ROV) yang bisa membantu kru untuk menemukan dan melihat lokasi pasti dari kapal selam yang karam.
ROV dioperasikan tanpa nahkoda, dan dioperasikan melalui kapal induk atau kapal yang berhubungan dengan ROV. Di kapal induk, video berkualitas tinggi dan informasi telemetri lainnya dapat diterima dan digunakan untuk mendukung penyelamatan.
Dikutip Think Defence, ROV memiliki kemampuan untuk menyimpan perlengkapan darurat dengan berat hingga 25 kilogram, seperti makanan, air, lilin, oksigen atau scrubber CO2.
Perkembangan terbaru dari ROV yakni dilengkapi dengan sampler atmosfer jarak jauh dan peralatan komunikasi bawah air dan telepon darurat bawah air.
Itulah beragam teknologi yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan kapal selam yang tenggelam di lautan yang terbilang dalam. Beberapa negara dilaporkan turut mengerahkan bantuan untuk mengevakuasi KRI Nanggala-402, seperti India, AS dan Singapura.