Triple Mutasi Covid-19 di India, Varian Baru Lebih Menular

CNN Indonesia
Selasa, 27 Apr 2021 10:02 WIB
Triple mutasi atau mutasi tiga kali lipat di India berarti kombinasi dari tiga strain Covid-19 yang berbeda, dan membentuk varian baru.
Ilustrasi lonjakan Covid-19 di India. (AFP/SANJAY KANOJIA)
Jakarta, CNN Indonesia --

India dilaporkan telah mendeteksi varian triple mutasi baru virus Covid-19 saat melonjaknya kasus positif harian. Mutasi varian SARS-CoV-2 itu disebut lebih menular.

Triple mutasi atau mutasi tiga kali lipat itu berarti kombinasi dari tiga strain virus Corona yang berbeda, dan membentuk varian baru. Mutasi tersebut ditemukan di negara bagian seperti West Bengal, Maharashtra, dan Delhi yang diyakini memiliki lonjakan kasus karena triple mutasi.

Para ilmuwan di India menjulukinya sebagai 'strain Bengal' dan menyatakan berpotensi lebih menular daripada varian mutan ganda. Karena tiga varian Covid-19 telah bergabung untuk membentuk varian baru yang mungkin lebih mematikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Madhukar Pai, epidemiologi dari Universitas McGill, Kanada mengatakan bahwa triple mutasi adalah varian yang lebih dapat menular. Hal itu membuat banyak orang yang terpapar dengan sangat cepat.

"Kami harus terus mengutak-atik vaksin. Untuk itu kita perlu memahami penyakitnya. Tapi kita perlu sequencing genome," ujarnya seperti dikutip The Independent.

Dia bahkan mengatakan penundaan dalam telusur virus mutasi ganda mungkin telah berkontribusi pada lonjakan kasus di India saat ini.

Dalam sebuah utas di Twitter seorang ilmuwan Institute of Genomics and Integrative Biology di India, Vinod Scaria, mengatakan data eksperimental tambahan diperlukan untuk menilai kemanjuran vaksin melawan varian ini.

"Varian itu bisa saja berevolusi dari varian mutan ganda - yang menurut para ahli kemungkinan berada di balik lonjakan COVID baru-baru ini di negara tersebut," ujar Scaria seperti dikutip Insider.

Seorang peneliti dari National Institute of Biomedical Genomics di India, Sreedhar Chinnaswamy mengatakan bahwa varian itu disebut membawa mutasi E484K, yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan dan Brasil.

"Dengan kata lain, Anda mungkin tidak terhindar dari varian ini walaupun sebelumnya telah terinfeksi oleh jenis lain, atau bahkan jika Anda telah divaksinasi," kata Chinnaswamy.

Sejak dimulainya pandemi, India telah mencatat sekitar 15,6 juta kasus Covid-19 dengan catatan harian lebih dari 182.500 kasus positif. Hampir 1,1 juta orang telah meninggal dunia akibat terpapar virus corona.

Dengan rekor jumlah kasus yang meningkat setiap harinya, negara Asia Selatan itu kini menjadi episentrum global wabah virus Corona. Dalam 24 jam terakhir India memiliki 295.000 tambahan kasus Covid-19 dengan lebih dari 2.000 kematian.

(can/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER