Salah satu kapal selam pertama yang menggunakan tenaga mekanik yakni 'Le Plongeur'. Kapal selam ini buatan Prancis yang dirancang oleh perwira angkatan laut Simeon Bourgeois dan Charles Brun.
Pada awalnya kapal dirancang dengan mengandalkan engkol tangan, pedal kaki, atau treadmill untuk menggerakkan baling-baling raksasa setinggi 140 kaki ini, menggunakan mesin piston yang digerakkan oleh udara bertekanan yang disimpan di dalam tangki.
Udara juga membantu menyediakan oksigen bagi awak kapal dan berfungsi sebagai sarana yang secara otomatis dapat mengosongkan tangki pemberatnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Le Plongeur melakukan beberapa uji coba penyelaman. Meski berhasil, pasokan udara di dalamnya terbatas dan desain struktural yang sangat tidak stabil membuatnya dihentikan pengembangannya pada tahun 1872.
Usai pengembangan dan pembangunannya dihentikan, pada tahun 1888 kembali dilanjutkan dan permasalahan pada kapal selam diperbaiki dengan pembangunan kapal selam Prancis 'Gymnote' yang menggunakan tenaga listrik.
Setelah menyaksikan kematian tenggelam seorang penyelam karang pada tahun 1857, aktivis politik dan penemu asal Spanyol Narcís Monturiol i Estarriol terinspirasi untuk membangun kendaraan bawah air untuk meningkatkan keselamatan pekerja.
Hasilnya adalah Ictineo II, kapal perintis yang sejak itu disebut sebagai kapal selam bertenaga mesin pertama di dunia.
Penerus dari kapal selam sebelumnya bernama Ictineo I, Ictineo II setinggi 14 meter mencapai stabilitas yang luar biasa berkat sistem bobot dan empat tangki pemberat yang dioperasikan dengan pompa yang ditempatkan di dalam lambung kapal.
Untuk memutar baling-balingnya, Monturiol mengembangkan mesin uap anaerobik yang menggunakan reaksi kimia untuk menghasilkan panas dan oksigen.
Monturiol berhasil menyelam pada akhir tahun 1867 - tetapi kapal selam itu kemudian dijual karena kekurangan dana.
Teknologi kapal selam telah meningkat pesat pada akhir abad ke-19, tetapi sebagian besar kapal bawah laut hanya mampu melakukan perjalanan jarak dekat di sekitar pantai.
Perkembangan itu berubah sampai pada tahun 1897, ketika insinyur Amerika Simon Lake membangun sebuah kapal setinggi sekitar 10 meter yang dinamai Argonaut.
Kapal itu ditenagai mesin berukuran 30 HP dan memiliki fitur kapal selam yang paling tidak biasa, yakni satu set roda yang berfungsi untuk dikemudikan di dasar laut.
Ia juga memiliki periskop, ruang menyelam dan selang apung untuk menyediakan udara bagi mesin dan kru.
Lake awalnya menggunakan Argonaut untuk menyelamatkan bangkai kapal yang tenggelam di Teluk Chesapeake, tetapi pada tahun 1898 ia menggunakannya untuk berlayar dari Norfolk, Virginia ke Sandy Hook, New Jersey, AS.
Sejak itu perjalanan tersebut disebut sebagai pelayaran laut terbuka pertama dengan kapal selam. Perjalanan membuat Lake mendapat banyak pujian dan surat ucapan dari banyak penulis.
Dia kemudian mengembangkan belasan kendaraan bawah air untuk Angkatan Laut AS dan menghasilkan lebih dari 200 paten.
Selama upacara di Newport, Rhode Island, pada 12 Oktober 1900, USS Holland menjadi kapal selam pertama yang secara resmi ditugaskan oleh Angkatan Laut AS.
Dibangun pada tahun 1898, kapal setinggi lebih dari 16 meter ini dinamai dari penemunya, yakni John Philip Holland yang merupakan seorang insinyur kelahiran Irlandia, salah satu pionir kapal selam paling produktif di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Persenjataan kapal terdiri dari satu tabung torpedo dan meriam pneumatik yang dikenal sebagai "senapan dinamit". USS Holland didukung mesin bensin 4 silinder untuk perjalanan permukaan, tetapi juga dilengkapi motor listrik bertenaga 160 HP untuk bergerak di bawah air.
Dikutip History, kapal itu dinonaktifkan pada tahun 1905, Angkatan Laut telah membawa setengah lusin kapal selam serang lainnya ke dalam fitur satu kapal.
Itulah perjalanan singkat sejarah penemuan kapal selam di dunia. Saat ini berbagai teknologi disematkan untuk menunjang pergerakan peperangan dan untuk menjaga teritorial perairan berbagai negara mengutip History.com.
(can/mik)