Gletser Dunia Mencair Lebih Cepat, 328 Miliar Ton Es Hilang

CNN Indonesia
Kamis, 29 Apr 2021 13:05 WIB
Ilmuwan menghitung bahwa 220.000 gletser gunung di dunia kehilangan lebih dari 328 miliar ton es dan salju per tahun sejak 2015.
Ilustrasi gletser. (REUTERS/PAVEL MIKHEYEV)
Jakarta, CNN Indonesia --

Berdasarkan laporan dari pengukuran satelit tiga dimensi menyatakan gletser dunia mencair lebih cepat dengan tingkat pencairan 31 persen dibandingkan 15 tahun sebelumnya.

Dengan menggunakan data satelit yang direkam selama 20 tahun, para ilmuwan menghitung bahwa 220.000 gletser gunung di dunia kehilangan lebih dari 328 miliar ton es dan salju per tahun sejak 2015.

Laporan tersebut merupakan penelitian dari para ilmuwan yang diunggah dalam jurnal Nature, Rabu (28/4). Para ilmuwan menduga perubahan iklim itu disebabkan oleh manusia. Dari hasil penelitian itu, pencairan gletser yang mengalir ke lautan cukup untuk menempatkan Swiss di bawah laut hampir 7,2 meter setiap tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tingkat pencairan dari tahun 2015 hingga 2019 dilaporkan terjadi 78 miliar ton lebih banyak, dibandingkan pada tahun 2000 hingga 2004. Separuh dari hilangnya gletser dunia berasal dari Amerika Serikat dan Kanada.

Ahli glasiologi di ETH Zurich dan Universitas Toulouse di Perancis, Romain Hugonnet mengatakan pencairan di Alaska merupakan salah satu di antara yang tertinggi di planet Bumi, dengan gletser Columbia menyusut sekitar 35 meter dalam waktu setahun.

Ia menjelaskan hampir semua gletser dunia sedang mencair, bahkan di wilayah yang menurut studi merupakan daerah stabil, yakni Tibet. Terkecuali di Islandia dan Skandinavia yang acap kali diguyur hujan.

Hugonnet mengatakan pencairan gletser yang bersamaan mencerminkan peningkatan suhu global yang berasal dari pembakaran batu bara, minyak dan gas.

Beberapa gletser kecil menghilang seluruhnya. Pada dua tahun lalu, ilmuwan, aktivis, dan pejabat pemerintah di Islandia mengadakan prosesi 'pemakaman' untuk hilangnya gletser kecil di wilayah tersebut.

"Sepuluh tahun lalu, kami mengatakan bahwa gletser adalah indikator perubahan iklim, tetapi sekarang sebenarnya mereka menjadi peringatan krisis iklim," kata Direktur Layanan Pemantauan Gletser Dunia Michael Zemp, seperti dikutip Phys.

Penelitian tersebut pertama kalinya menggunakan citra satelit 3D untuk memeriksa semua gletser Bui yang terhubung ke lapisan es di Greenland dan Antartika. Studi sebelumnya hanya menggunakan sebagian kecil dari gletser atau memperkirakan hilangnya gletser Bumi menggunakan pengukuran gravitasi dari orbit.

Lonnie Thompson dari Ohio State University mengatakan studi baru itu melukiskan "gambaran yang mengkhawatirkan". Sebab gletser yang menyusut menjadi masalah bagi jutaan orang yang berdampak pada pencairan es.

Hugonnet mengatakan pencairan yang cepat dapat menyebabkan semburan mematikan dari danau glasial di tempat-tempat seperti India.

Namun ancaman terbesar adalah kenaikan permukaan laut. Lautan dunia sudah naik karena dibarengi dengan hangatnya air karena mencairnya lapisan es di Greenland dan Antartika.

Meski begitu, gletser bertanggung jawab atas 21 persen kenaikan permukaan laut lebih banyak daripada lapisan es. Lapisan es adalah ancaman jangka panjang yang lebih besar untuk kenaikan permukaan laut, menurut laporan NBC.

"Semakin jelas bahwa kenaikan permukaan laut akan menjadi masalah yang semakin besar seiring dengan berjalannya waktu ke abad ke-21," kata Direktur Pusat Data Salju dan Es Nasional Mark Serreze.

(can/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER