Ahli astrofisikawan dari Harvard University Jonathan McDowell mengatakan roket Long March 5B milik China yang diperkirakan akan jatuh ke Bumi pada Sabtu (8/4) disebut berkecepatan 28.968 kilometer per jam.
Puing roket milik China pembawa modul itu terbagi dalam beberapa bagian sebelum mencapai Bumi.
"Kami memperkirakan itu (roket) akan masuk kembali antara tanggal delapan dan 10 Mei. Benda itu berjalan dengan kecepatan 18.000 mil per jam (28.968 kilometer per jam)," ujar McDowell kepada CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Departemen Keamanan Amerika Serikat mengatakan saat ini sedang melacak potongan roket China yang tidak terkendali itu.
"Titik pasti di mana roket akan memasuki atmosfer akan diketahui hanya dalam "beberapa jam"," ujar Komando Luar Angkasa AS dalam sebuah pernyataan.
Komando Luar Angkasa AS mengatakan, inti roket yang diluncurkan dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di Tiongkok pada 29 April diprediksi akan kembali ke Bumi sekitar 8 Mei. Namun hingga saat ini belum diketahui di mana lokasi puing-puing itu akan mendarat.
Berdasarkan orbit roket saat ini, puing-puing itu bisa jatuh ke utara hingga New York, Madrid, atau Beijing dan selatan Chili atau Wellington dan Selandia Baru.
Dikutip Insider, sebagian besar roket kemungkinan akan terbakar di atmosfer saat masuk kembali ke Bumi meski ada kekhawatiran beberapa puing mungkin dapat mencapai permukaan Bumi. Puing-puing tersebut diperkirakan memiliki ukuran sepanjang 30 meter.
Roket disebut kemungkinan besar tidak akan jatuh di daerah pemukiman.
"Risiko puing-puing yang menyebabkan kerusakan "cukup kecil" tutup McDowell.
(can/can/mik/mik)