Bagi Anda pecinta motor lawas atau yang pernah tumbuh dewasa pada era 1980an, kemungkinan besar sempat tahu motor merek Binter. Usia merek ini di Indonesia terbilang singkat, namun siar masa jayanya masih merambat sampai sekarang.
Binter adalah merek lokal yang dipasang di motor Kawasaki saat dijual di Indonesia mulai 1980. Binter merupakan singkatan nama perusahaan distributor motor Kawasaki, yakni Bintang Terang.
Masa emas motor dengan logo Binter di dalam negeri relatif singkat, hanya sekitar lima tahun. Berdasarkan literatur online, Bintang Terang gulung tikar pada 1984 atau 1985.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Suzuki Jimny Abadi, Keramat dan Merakyat |
Spekulasi menyebutkan tutupnya Bintang Terang karena sang pemilik, Edy Tansil, tersangkut kasus korupsi hingga kabur ke luar negeri.
Eddy diketahui buron kasus penggelapan uang. Ia kemudian dipenjara selama 20 tahun, lalu saat menjalani masa tahanan Eddy berhasil kabur dan diduga kini berada di luar negeri.
Tapi terlepas dari kasus sang pemilik dan tutupnya Bintang Terang, Binter tak sepenuhnya hilang. Motor ini masih menjadi target buruan para penggemar motor lawas meski harganya tak lagi murah.
Harga motor ini dalam kondisi bahan atau masih butuh peremajaan bisa sekitar Rp10 jutaan. Sementara yang terawat bisa lebih dari Rp15 juta.
Sejak 1980 sebelum akhirnya karier berakhir, ada beberapa motor Binter yang sempat dipasarkan.
Produk pertama dan mungkin paling terkenal adalah Binter Merzy KZ200. Motor ini menggendong mesin besar dari pesaing di eranya, yakni 200 cc, satu silinder 4-tak.
Model Binter ini mungkin juga yang paling familiar lantaran masih sering kita jumpai di berbagai sudut kota. Motor ini produksi Indonesia.
Saat ini motor tersebut cukup banyak dijumpai tidak hanya dalam kondisi orisinal, melainkan juga versi modifikasi. Banyak yang doyan merombak motor ini sebagai bahan modifikasi bergaya moge Harley-Davidson.
Setelahnya ada Binter KE125 yang memiliki desain bergaya trail. Mengusung model offroad, motor ini punya profil berbeda dari Merzy, sebab kaki-kaki dibuat jangkung, hingga setang lebar.
Pada eranya, motor ini punya sejumlah rival seperti Yamaha DT100 atau Suzuki TS100.
Kemudian ada juga Binter GTO dengan mesin 2-tak yang bisa dibilang satu kelas dengan Suzuki GP100 atau Yamaha RX100.
Tapi dari sekian banyak model Binter, Binter Joy mungkin yang paling asing. Binter Joy merupakan bebek dengan mesin kecil, 85 cc. Kompetitor motor ini pada masanya mulai dari RC80 hingga Yamaha V80.
Binter adalah lembaran awal sejarah Kawasaki di Indonesia. Saat ini bisnis Kawasaki di dalam negeri ditangani oleh Kawasaki Motor Indonesia (KMI) yang berdiri pada 1994. KMI adalah hasil joint venture Kawasaki Heavy Industries dengan perusahaan Indonesia, Sumber Selatan Nusa.
Michael Chandra Tanadhi, Deputy Head Sales & Promotion Division KMI mengaku bangga produk legendaris Binter masih digemari hingga sekarang.
"Sangat senang ternyata banyak penggemar Kawasaki meski lawas. Ini menjadi bukti bahwa produk Kawasaki memang tangguh," kata Michael.
Puluhan tahun berlalu Kawasaki lantas terus berbenah untuk terus menghadirkan berbagai produk berkualitas di Tanah Air. Sederet produk terus dilahirkan dengan beragam teknologi dan tampilan terkini, namun di sisi lain Binter punya jiwa yang tak mungkin terlupakan.
(ryh/fea)