TIPS TEKNOLOGI

Cara Amankan Data Pribadi Usai Kasus 279 Juta Data Bocor

CNN Indonesia
Selasa, 25 Mei 2021 14:37 WIB
Ada sejumlah praktik kejahatan yang menggunakan data pribadi milik seseorang yang bocor. Misalnya, membobol akun e-commerce dan rekening bank.
Ilustrasi data bocor. (Istockphoto/ iLexx)

Alfons mengingatkan bahaya scam dan phising. Kejahatan itu biasanya dilakukan dengan menggunakan tautan.

Scam adalah tindakan penipuan dengan berusaha meyakinkan pengguna, misal memberitahu pengguna jika mereka memenangkan hadiah tertentu yang didapat jika memberikan sejumlah uang.

Sementara phising adalah teknik penipuan yang memancing pengguna, misal untuk memberikan data pribadi mereka tanpa mereka sadari dengan mengarahkan mereka ke situs Tokopedia palsu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pratama mengingatkan Anda tidak langsung mengklik link asing sembarangan. Sebab ditakutkan adanya phising atau scamming melalui data pribadi yang ada di patform.

Data bocor tidak bisa dicegah

Alfons mengingatkan data pribadi yang bocor seperti nomor telepon atau email tidak bisa dipulihkan. Sehigga, dia menyarankan korban untuk mengganti nomor telepon atau email yang telah bocor.

"Lainnya kan sulit diganti. Nama, tanggal lahir, jenis kelamin masa mau di ganti? Itu dari sisi pemilik data, mereka tidak bisa apa-apa dan menjadi korban," ujar Alfons.

Alfons justru menegaskan pengelola data justru yang harus berbuat banyak untuk mencegah kebocoran data penggunanya. Misalnya, dia meminta pengelola mengikuti standar pengelolaan data yang baik seperti index KAMI, ISO 27001 dan sejenisnya.

Alfons menambahkan keamanan siber bukan hanya tanggung jawab masyarakat, namun tanggung jawab bersama.

"Ini bukan hanya soal masyarakat dan pemerintah, namun pengelola data lain seperti unicorn, layanan telekomunikasi, hingga bank, yang mengelola ratusan juta data masyarakat. Diperlukan keterampilan dan satu standar pengelolaan data yang baik," kata Alfons, melansir Antara.

Lebih dari itu, Alfons meminta masyarakat memiliki asumsi bahwa data yang diberikan ke berbagai layanan 'sudah bocor. Sehingga, dia meminta masyarakat tidak melakukan hal-hal penting dengan menggunakan data-data yang sudah bocor itu.

"Misalnya, kalau kita buat username dan password, hindari gunakan data-data yang sudah bocor. Seperti misalnya KTP sudah bocor, jadi nama, NIK, tempat dan tanggal lahir (juga bocor). Maka, jangan bikin pin pakai data lahir kita karena nanti mudah tertebak. Jangan bikin password dari tempat dan tanggal lahir, itu mudah ditebak karena datanya sudah bocor," ujarnya.

(jps/dal)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER