Para peneliti asal Kanada tengah mengembangkan sensor yang dipasang di beberapa titik di jejaring got kota untuk melacak penularan Covid-19.
Sensor itu bekerja untuk mengambil sampel otomatis di saluran pembuangan dari setiap rumah. Lantas sensor ini bisa mendeteksi dan menelusuri asal Covid-19. Caranya lewat kecerdasan buatan menggunakan sistem algoritma tertentu.
Riset ini dilakukan berdasarkan studi sebelumnya yang mengetes sistem saluran pembuangan di kota. Dari hasil pembuangan ini, peneliti bisa melacak asal muasal virus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara ini sudah digunakan di Ottawa dengan mengumpulkan sampel dari air pembuangan yang belum diberi perlakuan khusus. Mereka lantas melakukan pengetesan manual untuk melihat apakah sampel air ini mengandung muatan virus corona. Peneliti dan petugas layanan publik di kota ini sudah menggunakan data tersebut untuk memprediksi peningkatan dan penurunan laporan Covid-19 di Ottawa.
Para peneliti mengatakan, permodelan ini dilakukan untuk mempercepat penelusuran pasien Covid-19 agar tidak menularkan virus kepada orang lain.
"Menjadi cepat adalah hal yang kami inginkan karena orang yang terinfeksi [Covid-19] dapat menginfeksi orang lain," ujar Oded Berman, profesor manajemen operasi dan statistik di Rotman School of Management Universitas Toronto.
Dikutuip CTV News, sistem penelusuran ini disebut dapat memungkinkan otoritas kesehatan masyarakat untuk mengambil tindakan lebih cepat, serta untuk menentukan dengan tepat wilayah yang telah terjadi wabah.
Algoritma bergantung pada sensor otomatis yang dipasang pada sejumlah lubang got yang ditempatkan secara strategis, untuk mendeteksi keberadaan sisa-sisa SARS-CoV-2 dalam kotoran manusia.
Para peneliti mengatakan hanya butuh tujuh sistem sensor untuk menelusuri sistem limbah air pada 2000 lubang got.
Penelitian terbaru ini didasari pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Berman dengan peneliti dari Massachusetts Institute of Technology dan Mehdi Nourinejad dari York University.
Awalnya ketiga peneliti mengembangkan dua algoritma untuk mengidentifikasi lokasi dari sistem saluran pembuangan, agar dapat mengetahui di mana lokasi rumah yang sudah menyebar Covid-19 menyebar.
Lebih lanjut peneliti menyebut bahwa selokan merupakan bagian sistem pembuangan yang dapat mendeteksi keberadaan penyakit, karena sisa-sisa genetik virus ditumpahkan dalam tinja dan urin, hingga seminggu sebelum orang itu mengetahui dirinya sakit.
Usai dilakukan instalasi yang sudah diperhitungkan, sistem algorima akan memberi kesimpulan deteksi itu secara berkala, setiap kali virus Corona terdeteksi oleh sensor.
Setelah itu juga dilakukan deteksi manual yang dilakukan di beberapa lubang got, hingga ke hulu saluran sampai sumber terakhir ditemukan.
Penduduk di daerah yang terdeteksi kemudian akan dihubungi untuk pengujian lebih lanjut dan isolasi sesuai kebutuhan untuk membatasi potensi penyebaran.
Oded Berman mengatakan, meskipun sensor itu hingga kini belum tersedia, teknologi model itu disebut tengah dalam pengembangan. Penelitian itu dilakukan di tempat yang akurat dan cepat untuk deteksi Covid-19. Pengujian untuk menyempurnakan sistem juga disebut akan dilakukan.
Peneliti juga menyebut, lewat sistem itu tidak hanya mendeteksi Covid-19 saja, tapi bisa juga mendeteksi virus seperti norovirus yang dapat menyebabkan muntah dan diare.
Ada juga potensi untuk pengawasan narkotika dan produksi bahan peledak ilegal, karena produk kimia disebut akan berakir di pembuangan air.
Dikutip Science Daily, Oded Berman merupakan peneliti yang kerap mengembangkan penemuan untuk masa depan, seperti penemuan mobil otonom, membuat penelitian air limbah, dan menyesuaikan penelitian yang menjadi masalah global.
"Sangat menyenangkan untuk mengerjakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dan memiliki potensi untuk membantu orang secara cepat," ujarnya.
(can/eks)