BMKG Jelaskan Alasan Keterlambatan Informasi Tsunami Maluku

CNN Indonesia
Rabu, 16 Jun 2021 17:46 WIB
Hasil observasi BMKG terjadi kenaikan permukaan air laut setinggi setengah meter usai kejadian gempa di Maluku Tengah.
Tsunami di Maluku Tengah. (Foto: CNN Indonesia/ Said Sotta)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan alasan pihaknya baru memberi informasi potensi tsunami setelah satu jam lebih memberi informasi gempa Magnitudo 6,0 di kedalaman 19 kilometer di Maluku Tengah .

Menurut Dwikorita, hal itu lantaran membaca dampaknya berdasarkan gempa tektonik, yang disebut tidak berpotensi tsunami.

"Hasil pemodelan tsunami, gempa itu tidak berpotensi tsunami karena kekuatan masih [Magnitudo] 6 dan posisinya di perbatasan laut dengan pantai. Jadi secara tektonik tidak berpotensi tsunami," ujar Dwikora dalam acara virtual, Rabu (16/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan Dwikorita, hasil observasi tinggi muka air laut di stasiun Badan Informasi Geospasial di Tehoru pada akhirnya menunjukkan ada kenaikan permukaan air laut setinggi setengah meter usai gempa. Hal ini yang kemudian memicu munculnya peringatan kedua.

"Ini diperkirakan akibat dari adanya longsor tebing bawah laut," ucap Dwikorita.

Dwikora menuturkan sistem peringatan dini tsunami BMKG saat ini masih berdasarkan gempa tektonik. Sehingga, pihaknya tidak dapat memberikan peringatan dini tsunami yang berasal dari longsor bawah laut.

Lebih lanjut, Dwikora menyampaikan gempa yang terjadi di tenggara Maluku Tengah setelah dimutakhirkan sebesar magnitudo 6 dengan kedalaman 19 kilometer. Gempa, kata dia juga bukan terjadi di laut, melainkan di perbatasan laut dan pantai.

Adapun jenis gempa itu adalah gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme sesar turun atau normal fault," ujarnya.

Dwikora mengatakan guncangan gempa bumi dirasakan di Tehoru, Masohi, Bula, Kairatu, Saparua, Wahai, dan pulau Ambon.

Berdasarkan data, BMKG mencatat ada 16 kali gempa susulan dengan rentang magnitudo 1,9 sampai 3,7.

(jps/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER