Profil John McAfee, Raja Antivirus yang Tewas di Penjara

CNN Indonesia
Kamis, 24 Jun 2021 15:01 WIB
John McAfee salah satu pelopor paling terkenal di Silicon Valley, sekaligus pelopor dalam penemuan teknologi antivirus yang sekarang digunakan banyak perangkat
Foto: AFP/FRED DUFOUR

McAfee dikabarkan mengumumkan pencalonan diri pada pertarungan menjadi presiden 2016 pada September 2015.

Awalnya ia mengatakan akan memulai pesta baru, Cyber Party. Beberapa bulan kemudian, dia mengubah taktik dan berusaha memenangkan nominasi Partai Libertarian, antara lain menganjurkan pembenahan sistem keamanan siber AS. Namun dia kalah dan akhirnya berada di urutan ketiga dari Gary Johnson.

McAfee mencalonkan diri lagi pada 020, kali ini mewakili platform yang melayani komunitas kripto. Tetapi ia keluar dari kontestasi pencalonan presiden pada Maret 2020.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Platform pro-cryptocurrency McAfee adalah bagian dari alasan dia mengalami masalah hukum di AS. McAfee ditangkap di Spanyol pada Oktober 2020, dicari oleh Departemen Kehakiman diduga karena penggelapan pajak.

Sehari kemudian, dia didakwa oleh Securities Exchange Commission (SEC) dengan penipuan sekuritas.

Usai beberapa tahun kembali ke AS, McAfee menjadi pakar teknologi terkemuka dan pendukung cryptocurrency.

SEC mengatakan dia menghasilkan US$23 juta yang setara dengan Rp332 jutaan antara November 2017 dan 18 Februari 2021, dari mempromosikan cryptocurrency kepada pengikut Twitter-nya tanpa mengungkapkan bahwa dia telah dibayar untuk mengiklankannya.

Dia juga dituduh mengambil bagian dalam skema 'pompa dan buang' yakni membeli sejumlah besar mata uang kripto murah yang kurang dikenal, mempromosikannya di Twitter dan kemudian menjualnya untuk keuntungan besar.

Sebuah dakwaan menuduh bahwa McAfee meraup jutaan dolar dari ceramah, konsultasi, dan promosi cryptocurrency tetapi tidak membayar pajak antara 2014 dan 2018.

Pada tahun 2016 McAfee membahas masalah hukumnya di luar negeri dalam kolom berjudul 'Here's what really happened in Belize' bersama Business Insider.

Dalam artikel itu, McAfee mengakui sejarah kriminalnya. Ia mengatakan bahwa telah dipenjara beberapa kali dan bersangkutan dengan hukum baik di AS maupun di luar negeri.

Menghadapi Dugaan Pemerasan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3 4
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER