Laporan sublineage menyebutkan yang lebih menular dari varian delta, kadang disebut delta plus atau AY.1. Varian ini memiliki mutasi K417N yang biasa terlihat pada varian beta yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan dilansir indianexpress.
Untuk saat ini tidak terlalu banyak kasus varian tersebut menurut PANGO Lineages, sebuah situs web yang dibuat para ilmuwan.
"Ini adalah mutasi yang mungkin dikaitkan lagi dengan pelarian yang lebih baik dari vaksin dan bahkan mungkin meningkatkan penularan. Kami belum mengetahui sifat-sifat varian baru ini dengan mutasi khusus ini di atasnya," kata Gurdasani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data dari Public Health England (PHE), lembaga eksekutif departemen kesehatan Inggris, menunjukkan lebih dari 90 persen kasus baru Covid-19 di Inggris berasal dari varian delta.
Inggris telah mengkonfirmasi lebih dari 42 ribu kasus varian delta pada 9 Juni dengan peningkatan hampir 30 ribu dilaporkan dari 2-9 Juni. Dari kasus yang dikonfirmasi, sebagian besar tidak divaksinasi atau hanya memiliki satu dosis vaksin.
Sementara penelitian PHE menemukan varian delta dikaitkan dengan peningkatan 64 persen kemungkinan penularan rumah tangga dibandingkan dengan varian alfa (B.1.1.7) yang pertama kali diidentifikasi di Inggris.
"Apa yang kami perhatikan sejak awal di India, varian [delta] mengalahkan atau tumbuh lebih cepat daripada yang disebut varian Kent atau alfa yang pertama kali berasal dari Inggris. Dan ini sangat memprihatinkan karena kami tahu di saat itu varian alpha sudah lebih menular daripada virus aslinya," kata Gurdasani.
Masih sedikit data yang tersedia tentang apakah varian delta plus menyebabkan lebih banyak kematian. Sejauh ini ada 42 kematian yang disebabkan varian delta di Inggris antara 1 Februari dan 7 Juni. Dari jumlah tersebut, 23 orang tidak divaksinasi, tujuh meninggal lebih dari 21 hari setelah dosis vaksin pertama, dan 12 meninggal lebih dari dua minggu setelah vaksin kedua.