Ia mengatakan kritikan di dunia mahasiswa menjadi hal yang sangat biasa. Namun hal itu dapat menjadi luar biasa ketika respons dari kritikan begitu luar biasa. Salah satunya yakni pemanggilan mahasiswa oleh pihak rektorat, yang sangat cepat.
Hal itu juga dianggap menjadi respons negatif dari banyak kalangan terhadap Rektorat UI, yang dianggap represif.
Ia mengatakan berdasarkan analisis juga muncul headline sentimen negatif terhadap Presiden Jokowi, yang dianggap membuat pemimpin universitas ketakutan saat mahasiswanya mengkritik presiden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu pada 28 Juni 2021, hari tren obrolan semakin tinggi. Ismail mengatakan hal itu karena muncul isu baru yaitu peretasan beberapa akun medsos dan Whatsapp pengurus BEM UI.
Ismail menjelaskan peta Sosial Network Analysis (SNA) untuk relasi retweet dan mention di Twitter memperlihatkan adanya dua cluster percakapan.
"Paling besar adalah cluster Pro BEM UI, melawan cluster yang jauh lebih kecil Kontra BEM UI. Dukungan kepada BEM UI jauh lebih besar daripada kontranya," tutur Ismail.
Di samping itu ia juga membeberkan demografi pengguna Twitter pada percakapan isu tersebut.Dari total 50.000 pengguna Twitter yang aktif dalam percakapan itu sebanyak 55.59 persen berhasil dianalisis demografinya.
Ia menuturkan mayoritas pengguna berusia muda, 19-29 tahun 49.56 persen, kurang dari 18 tahun 28.97 persen, usia 30-39 thn hanya 9.67 persen dan sisanya 40 tahun ke atas thn 11.80 persen.
Ia juga membeberkan penelusuran akun BOT yang beroperasi pada isu tersebut. Dari total 50.000 akun Twitter, skor bot rata-rata sebesar 1.79 yang menandakan karakter akun adalah natural atau pengguna asli.
Meski begitu, ia menemukan adanya akun yang bersifat seperti bot namun sekitar 7 persen.