Satelit ini dibuat oleh perusahaan yang sama dengan 2 generasi satelit sebelumnya, Hughes Space and Communication Company dengan platform HS-601.
Palapa C memiliki 30 transponder C-band dan 4 transponder Ku-band. Dengan area coverage meliputi Indonesia, Asia Tenggara, sebagian China, India dan Jepang hingga Australia. Berbeda dengan Palapa A dan Palapa B yang dioperasikan oleh Perumtel, Palapa C dioperasikan oleh Satelindo (sekarang Indosat)
Untuk Palapa C1 terjadi gangguan pada sistem pengisian dayanya sehingga satelit tidak memiliki tenaga cadangan pada saat musim gerhana (yang terjadi selama 2 kali dalam setahun). Palapa C2 diluncurkan untuk menggantikan satelit Palapa C1. Palapa C1 ini diluncurkan 31 Januari 1996 dan C2 pada 15 Mei 1996.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Palapa D merupakan satelit pengganti Palapa C yang ditempatkan di slot orbit 113 BT. Satelit ini dibangun oleh Thales Alenia Space dari Perancis menggunakan platform SpaceBus 4000 B3 yang cukup efesien dan bertenaga.
Palapa D membawa 35 transponder C-band dan 5 transponder Ku-band dengan coverage area hingga benua Asia, Asean dan seluruh Indonesia, dengan umur satelit hingga 15 tahun. Palapa D juga merupakan generasi terakhir dari satelit keluarga Palapa usai diluncurkan perdana pada 31 Agustus 2009.
Baca juga:Jalan Berliku Indonesia di Sektor TIK |
Nama Palapa diambil dari ikrar yang pernah diucapkan Mahapatih Kerajaan Majapahit, Gajah Mada, yakni Sumpah Amukti Palapa. Gajah Mada bersumpah tidak akan mengecap kenikmatan duniawi, termasuk makan buah Palapa sebelum menyatukan Nusantara di bawah naungan Majapahit.
Sumpah Gajah Mada tersebut dipakai Presiden ke-2 RI, Soeharto untuk disematkan di satelit pertama Indonesia. Kala itu, rezim Orde Baru (orba) kerap membanggakan keberhasilan Palapa A1 pada 1976 karena bisa menunjukkan Indonesia mampu membeli satelit dan roket hingga pesawat ulang-alik.
Berkat satelit Palapa A, muncul stasiun-stasiun televisi swasta yang menjadi tonggak sejarah media telekomunikasi tanah air.
Selama 40 tahun, satelit Palapa telah berganti kode peluncuran sebanyak 19 kali. Satelit Palapa A1 digantikan A2, kemudian B1, lalu B2, B2P, B2R, lalu B4, C1, C2, hingga D.
Satelit Palapa D berhenti beroperasi pada 1 Juli 2020 lalu. Kini, jalur orbit yang digunakan Satelit Palapa D kosong. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika, jalur tersebut seharusnya digunakan sebagai jalur Satelit Nusantara 2, namun peluncuran satelit tersebut gagal dilakukan.