3 Mahasiswa RI Sulap Limbah Plastik Menjadi BBM

CNN Indonesia
Minggu, 01 Agu 2021 10:49 WIB
Ketiga mahasiswa Universitas Brawijaya  tersebut adalah Halifah Salsabila, Galuh Wahyu Karti'a, dan Fadhila Al Mardhiyah.
Limbah plastik. (Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) mengklaim berhasil mengembangkan bahan bakar minyak yang ramah lingkungan dengan bahan baku limbah plastik dan daun jeruk purut.

Ketiga mahasiswa tersebut adalah Halifah Salsabila (Kimia), Galuh Wahyu Karti'a (Kimia), dan Fadhila Al Mardhiyah (Teknik Kimia).

Meskipun hasil penelitian ini masih relatif awal, namun eksplorasi bahan alam sebagai bioaditif dan formulasi bioaditif dengan sumber bahan bakar minyak lainnya masih akan terus berlanjut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena hasil dari minyak pirolisis sampah plastik memiliki oktan yang cukup rendah, kami menambahkan bioaditif dari ekstrak daun jeruk purut, karena komponen penyusunannya banyak mengandung oksigen, sehingga mampu meningkatkan pembakaran bahan bakar dalam mesin dan meningkatkan nilai oktannya," kata Fadhila mengutip Antara, Minggu (1/8).

Kandungan oksigen dalam daun jeruk purut dapat memaksimalkan proses pembakaran pada mesin yang artinya jumlah energi yang dihasilkan akan semakin besar, sehingga konsumsi bahan bakar pun akan semakin menurun.

"Minyak daun jeruk purut sangat berpotensi menjadi zat aditif untuk bahan bakar minyak terutama RON 90 (Pertalite) dan RON 88 (Premium)," ucap Halifah Salsabila, anggota tim lainnya.

Untuk membuat bahan bakar tersebut, tim Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta (PKM-RE) ini mencampurkan minyak daun jeruk purut kurang dari 1 persen volume minyak hasil pirolisis.

Ia berharap penelitian ini dapat memberikan alternatif solusi dalam mengurangi tingginya jumlah sampah plastik di Indonesia menjadi produk yang layak bernilai ekonomi dalam rangka ketahanan energi nasional.

Selain itu, dapat membuka wawasan akan kekayaan alam Indonesia yang masih bisa dikelola potensinya. "Juga mendukung pencapaian SDGs Nomor 7, yaitu energi bersih dan terjangkau," tutup Galuh.

(antara/antara/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER