Mengenal Surya Pethak yang Sebabkan Suhu Bumi Lebih Dingin

CNN Indonesia
Minggu, 01 Agu 2021 12:08 WIB
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan soal fenomena Surya Pethak yang diduga menyebabkan suhu Bumi lebih dingin.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan soal fenomena Surya Pethak yang diduga menyebabkan suhu Bumi lebih dingin. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan soal fenomena Surya Pethak yang diduga menyebabkan suhu Bumi lebih dingin.

Menurut Edukasi Sains Antariksa, Surya Pethak merupakan Matahari yang berwarna putih pada siang hari sejak terbit hingga terbenamnya Matahari.

Kemungkinan kabut awan yang menyelimuti permukaan Bumi menimbulkan penurunan aktivitas Matahari, seperti yang pernah terjadi tahun 1645-1715

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena tersebut dikenal dengan Maunder Minimum yang berasal dari seorang astronom Matahari, Edward Walter Maunder dan istrinya Annie Russell Maunder.

"Fenomena ini berlangsung ketika zaman es kecil atau rendahnya suhu rata-rata bagi kawasan Eropa dalam waktu yang cukup lama, antara tahun 1550 hingga 1850," tulis Andi Pangerang, seperti dikutip dari situs Edukasi Sains Antariksa, Minggu (1/8).

"Meskipun demikian, tidak cukup bukti bahwa Maunder Minimum ini dapat menyebabkan zaman es kecil, terlebih lagi, awal zaman es kecil lebih awal seratus tahun daripada Maunder Minimum," lanjut Andi.

Oleh sebab itu, hubungan antara siklus Matahari dan pendinginan iklim tidak terkait sama sekali.

Apabila ada aktivitas Matahari minimum berkepanjangan, sehingga iklim Bumi mendingin (yang mana keduanya tidak terbukti), maka pendinginan dari aktivitas Matahari minimum yang berkepanjangan tidak mungkin mengurangi pemanasan yang disebabkan manusia dalam jangka panjang.

"Akhir kata, dalam waktu dekat ini, fenomena surya pethak tidak akan terjadi setidaknya jika dikatikan dengan aktivitas Matahari," ujar Andi.

"Akan tetapi, fenomena ini masih dapat dimungkinkan terjadi oleh letusan gunung berapi dan perubahan sirkulasi air laut yang hingga saat ini masih sulit diprediksi oleh para ilmuan vulkanologi dan oseanografi," tambahnya.

Penyebab munculnya surya pethak karena letusan gunung berapi dan perubahan sirkulasi air laut yang dapat memengaruhi penguapan dan pembentukan awan.

Secara harfiah, Andi memaparkan surya "pethak" bermakna matahari tampak memutih. Surya "pethak" juga dapat dimaknai sebagai alam sunya ruri atau siang hari yang temaram seperti malam hari. Siang hari yang dimaksud di sini adalah dihitung sejak matahari terbit hingga matahari terbenam.

Menurut Andi, sinar matahari yang biasa kemerahan ketika terbit dan terbenam akan memutih, sedangkan ketika matahari meninggi, sinar matahari tidak begitu terik dikarenakan terhalang oleh semacam kabut awan.

Kejadian tersebut dapat berlangsung paling lama 7-40 hari.

Efek dari surya pethak dapat membuat suhu permukaan Bumi menjadi lebih dingin, sehingga tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan optimal dan manusia akan mudah menggigil.

(din/agn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER