Jakarta, CNN Indonesia --
Epidemiolog Universitas Griffith Dicky Budiman menyatakan terpaparnya dua harimau Sumatera bernama Hari dan Tino mikik Taman Margasatwa Ragunan (TMR) tidak lain karena tertular dari manusia, dalam hal ini pengasuh atau pawang hewan tersebut.
"Umumnya ya karena menang manusia yang merawat mereka atau kontak dengan mereka terinfeksi atau bisa tertular," kata dia melalui pesan singkat, Senin (2/8).
Ia mengatakan penularan bisa dengan berbagai cara yang utamanya saat keduanya saling melakukan kontak, misal saat memberi makan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada diungkap Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono. Menurut Pandu manusia menjadi objek utama mengapa akhirnya para hewan tertular. Cara penularan juga tetap sama seperti antara manusia dengan manusia, yaitu melalui droplet.
"Ya tentu awal mulanya lewat manusia," ucap Pandu.
Namun begitu Dicky masih belum dapat memastikan apakah para hewan tersebut dapat menularkan corona kepada manusia. Hal ini belum dapat dipastikan sebab data masih minim.
"Walau potensi itu (menularkan ke manusia) masih tetap ada," kata Dicky.
Kasus Covid-19 pada Harimau
Dicky melanjutkan kejadian ini juga sebetulnya sudah lumrah terjadi di berbagai negara. Kasusnya juga mengintai banyak hewan peliharaan seperti anjing dan kucing.
Kasus penularan Covid-19 pada Singa dan Harimau sudah terjadi di beberapa negara. Pada April 2020, seekor harimau di kebun binatang Bronx, New York, Amerika Serikat menjadi yang pertama dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Lalu pada Desember 2020, empat singa Kebun Binatang Barcelona Spanyol juga dinyatakan positif Covid-19. Di bulan yang sama, Seekor macan tutul salju betina di Kebun Binatang Louisville, Kentucky, Amerika Serikat terkonfirmasi positif virus corona.
Pada Januari 2021, dua anak harimau putih mati usai terinfeksi virus corona (Covid-19) di Kebun Binatang Lahore, Pakistan. Anak-anak harimau itu mati di Kebun Binatang Lahore, pada 30 Januari lalu.
Lantas pada Juni 2021, Pemerintah India menutup sementara semua cagar alam harimau untuk pariwisata setelah terjadi klaster Covid-19 di kebun binatang. Perintah itu muncul setelah singa betina yang positif Covid-19 mati beberapa hari sebelumnya. Sehingga, Untuk mencegah harimau dan satwa liar lainnya terinfeksi virus corona, semua cagar alam harimau harus ditutup sementara untuk kegiatan pariwisata.
Penularan hewan ke manusia
Kasus penularan Covid-19 dari hewan ke manusia tercatat pernah terjadi pada November 2020. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen pada November lalu memutuskan untuk memusnahkan 15 juta cerpelai yang diduga menjadi episentrum Covid-19 di Denmark.
Kasus Covid-19 tersebut tepatnya berada di Denmark bagian utara. Setidaknya ada setengah dari 783 kasus di sana yang berasal dari cerpelai, dan belasan kasus yang langsung tertular dari binatang itu.
Tak hanya di Denmark, Pemerintah Belanda juga mengonfirmasi bahwa cerpelai telah menginfeksi setidaknya dua orang warga pada Mei 2020.
Sebelumnya, Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo menyatakan penularan Covid-19 dari hewan ke manusia bisa terjadi jika memiliki kekerabatan genetik.
Sebab, sekuen genetik ACE2 (Angiotensin converting enzyme 2) yang dimiliki manusia mirip dengan sekuen ACE2 hewan mamalia lain. ACE2 merupakan reseptor yang dibutuhkan virus SARS-CoV-2 untuk menginfeksi sel.
Genetik ACE2 hewan yang mirip dengan manusia adalah milik kera, hamsters, dan juga mink (cerpelai). Sehingga, memungkinkan cerpelai dan manusia saling menginfeksi Covid-19. Sedangkan hewan mamalia lain seperti tikus, sekuen ACE2-nya terlalu berbeda sehingga SARS-CoV-2 tidak bisa mengenalinya.
"Sementara ACE2 kucing dan singa ada di pertengahan dari sisi kesamaan sekuen," ujarnya.
Berdasarkan studi ACE2 dari 10 hewan yang dipubikasikan PLOS Computational Biology Desember 2020, hewan yang paling rentan terhadap infeksi virus corona setelah manusia adalah musang (ferret), diikuti oleh kucing dan musang (civets).
Lalu pada Agustus 2020, studi di PNAS menemukan primata seperti kera, simpanse, juga memiliki kerentanan tinggi. Kucing ditemukan memiliki risiko sedang, sedangkan anjing memiliki risiko rendah.
Luis Serrano, Direktur, Pusat Regulasi Genomik, Barcelona, dan penulis senior studi di PLOS Computational Biology, mengatakan belum ada studi soal penularan Covid-19 pada harimau. Namun ada kemungkinan besar bahwa singa dan harimau rentan tertular karena kekerabatan yang sangat dekat dengan kucing, seperti dilansir Indian Express.
Dicky menambahkan kasus hewan terutama mamalia terpapar Covid-19 sebetulnya bukan hal mustahil. Alasannya, disebabkan corona yang awalnya diduga berasal dari hewan mamalia, yaitu kelelawar.
"Asal muasal itu dari hewan mamalia sehingga ya dia memang bisa menginfeksi hewan mamalia lain, dalam hal ini singa harimau atau hewan peliharaan mamalia lain," ucap Dicky.
Penularan Covid-19 dari manusia ke hewan
Sebuah temuan kasus Covid-19 di Inggris menunjukkan bahwa virus SARS-CoV-2 dapat menular dari manusia ke kucing peliharaan.
Studi yang diterbitkan di British Veterinary Association tersebut menemukan bahwa penularan Covid-19 dari manusia ke kucing terjadi selama pandemi Covid-19 di Inggris.
Temuan tersebut diketahui setelah seekor anak kucing meninggal karena pneumonia. Diyakini gejala pneumonia disebabkan infeksi virus corona dari sang pemilik ke kucing tersebut.
Meski demikian hingga saat ini, belum ada bukti yang menunjukkan penularan virus corona penyebab Covid-19 dari hewan peliharaan seperti anjing dan kucing ke manusia. Kendati begitu, Organisasi Kesehatan Hewan Sedunia menyarankan untuk melindungi hewan peliharaan dari paparan virus.
Pemilik hewan yang positif Covid-19 rentan menjadikan hewan peliharaannya sebagai pembawa virus.
Dicky mengatakan saat hewan positif sudah seharusnya pemilik segera menelusuri pihak yang melalukan kontak terakhir. Jangan sampai penularan malah terjadi semakin luas baik terhadap hewan maupun ke manusia.
Ia juga menganjurkan agar pemilik hewan peliharaan atau pengasuh satwa di taman margasatwa untuk selalu menggunakan masker saat mereka sedang menjalin kontak dengan hewan.
"Perlu gunakan masker ketika harus kontak atau memberi makanan. Dan baiknya mereka ditempatkan ya dengan sirkulasi baik dan diminumalisir kontak untuk saat ini artinya lebih banyak dikandangnya," ungkap Dicky.