Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan akan mengundang diaspora yang ada di luar negeri untuk pulang ke Indonesia dan bergabung dengan BRIN.
"BRIN akan mengundang diaspora dan periset andal yang sudah memiliki jam terbang tinggi, menjadikan mereka sebagai bagian dari BRIN dan bekerja secara nyata di berbagai lab di Indonesia," ujar Handoko dalam Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke-26 secara virtual, di Jakarta, Selasa (10/8).
Menurut Handoko, keberadaan diaspora di Indonesia memiliki arti penting, yakni bisa menjembatani kolaborasi antara lembaga penelitian, pengembangan, dan pengkajian penerapan (Litbangjirab) dengan lembaga serupa di luar negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya kepada diaspora, Laksana juga menjelaskan BRIN juga memberikan peluang bagi putra-putri bangsa untuk menjadi calon Aparatur Sipil Negara (ASN) di BRIN.
Di samping itu Handoko menjelaskan saat ini pihaknya tengah menyusun finalisasi aturan turunan pada landasan Litbangjirab. Ia berharap keberadaan regulasi itu dapat memperkuat BRIN untuk memperbaiki ekosistem ilmu, pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di Indonesia.
Handoko menambahkan BRIN akan memfasilitasi tata kelola kekayaan intelektual dalam bentuk bisnis, antara industri dengan lembaga riset.
Lihat Juga : |
Kerja sama tersebut diklaim Handoko merupakan strategi yang akan memberikan nilai tambah bagi industri masyarakat dan pemerintah, terutama untuk meningkatkan industri nasional yang berbasis riset dan inovasi.
"BRIN akan mengawal riset dan invasi yang terbukti secara ilmiah dan memenuhi standar otoritas," ucap Handoko.
Lebih lanjut ia menjelaskan beberapa arah BRIN dalam melakukan pengembangan penelitian di Indonesia. Di antaranya yakni mengintegrasikan sumber daya IPTEK yang terdiri dari sumber daya manusia, infrastruktur dan anggaran. Hal itu disebutnya untuk meningkatkan sumber daya manusia, kapasitas dan kompetensi riset Indonesia.
"Sehingga kita bisa menghasilkan invensi dan inovasi sebagai fondasi utama Indonesia maju 2045," tutupnya.
(can/mik)