Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan hasil analisis dan pemodelan mereka mengenai potensi tsunami akibat gempa di kawasan megathrust selatan Jawa yang disebut bisa menyapu Istana.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyampaikan hasil analisis yang ia lakukan memperkirakan tsunami akibat gempa di kawasan Megathrust selatan Jawa bakal berpengaruh ke Jakarta jika terjadi di sekitar selat Sunda.
"Pemodelan tsunami Selat Sunda akibat gempa magnitudo 8,7 yang dilakukan BMKG menujukkan bahwa tsunami dapat sampai pantai Jakarta," tulis Daryono lewat akun Instagram (20/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa tsunami sampai di Pantai Jakarta dalam waktu sekitar 3 jam setelah gempa, dengan tinggi 0,5 meter di Kapuk Muara - Kamal Muara dan 0,6 meter di Ancol - Tanjung Priok.
Saat dihubungi Senin (23/8) pagi, Daryono menyebut selat Sunda masuk dalam jalur Megathrust Selatan Jawa yang melintang di selatan Sumatra hingga Sumba, termasuk Pulau Jawa.
Namun, ketika ditanya apakah tsunami akibat gempa Megathrust selatan Jawa ini bisa menyentuh Istana, Daryono tak bisa berkomentar.
"Saya belum bisa komentar terkait landaan itu, karena hasil kami hanya sekitar 0,5-0,6 m di pantai Jakarta," tulisnya saat dihubungi via pesan teks.
Selain itu, menurutnya jika gempa di jalur Megathrust selatan Jawa tidak terjadi di kawasan Selat Sunda, maka hanya minimal terjadi tsunami di Jakarta.
"(Efek) di pantai jakarta bisa lebih kecil jika tidak pas (pusat gempa) di Selat Sunda," lanjutnya.
Menurut Daryono, permodelan tsunami yang ia lakukan diukur dari muka air laut rata-rata (mean sea level). Sehingga, dalam kasus terburuk, jika tsunami terjadi saat pasang, maka tinggi tsunami dapat bertambah.
Selain itu, ketinggian tsunami juga dapat bertambah jika permukaan di pesisir Jakarta turun. Menurut Daryono, pemodelan tsunami bersifat tak pasti (uncertainty) yang sangat tinggi.
"Hal ini disebabkan karena persamaan pemodelan sangat sensitif dengan data dan sumber pembangkit gempa yang digunakan," terang Daryono.
Dia menambahkan kajian potensi tsunami akibat gempa di selatan Jawa bisa digunakan untuk rujukan mitigasi. Namun, skenario terburuk belum tentu terjadi.
[Gambas:Instagram]
Ahli Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) mengingatkan potensi tsunami di selatan pulau Jawa bisa terjadi kapan saja dan jangkauannya bisa mencapai pesisir utara Jakarta, bahkan Istana Negara.
Kepala Laboratorium Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga Ketua Lembaga Riset Kebencanaan IA-ITB Heri Andreas mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil pemodelan ternyata gelombang tersebut bisa sampai di pesisir Jakarta dengan ketinggian 1 meter hingga 1,5 meter dalam waktu 3 jam dari titik awal gelombang.
"Dari running software itu sampai Pelabuhan Ratu, Ujung Kulon 20 menit. Sementara sampai pesisir Jakarta sekitar 3 jam," katanya kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Rabu (18/8) lalu.
Dia juga mengatakan berdasarkan hasil pemodelan, run up tsunami dapat mencapai sebagian besar Pluit, Ancol, Gunung Sahari, Kota Tua, Gajah Mada, hingga Istana.
"Kalau kita perhatikan modelnya ternyata nyaris menyentuh Istana (Presiden)," ujarnya.
Penjalaran tsunami atau run up tsunami merupakan ujung dari gelombang. Artinya jika tinggi gelombang di pesisir Jakarta 1-1,5 meter dan masuk ke dalam run up-nya akan berkurang secara terus menerus.
"Jadi kalau sampai ke Gajah Mada, Mangga Dua, nah itu tidak satu meter lagi ya," katanya.
Dalam melakukan pemodelan tsunami, ITB dan Lembaga penelitian Belanda, Deltares, menggunakan software sendiri dan memasukkan data untuk pengukurannya.
"Inputnya kan butuh energi gempanya berapa, kemudian mekanisme dari gempanya seperti apa, kemudian sumber gempanya ada di kedalaman berapa, ada Geometry rupture patahannya seperti apa," kata Andreas.
Dari parameter-parameter yang telah dimasukkan, peneliti baru dapat menghitung dan memperkirakan gelombang tsunami. Lebih lanjut, kecepatan menjalar gelombang juga akan dipengaruhi oleh kedalaman dari air laut sampai ke dasar.
Tanggul Pantai Untuk Antisipasi
Dengan simulasi model tsunami megathrust selatan Jawa itu, Heri ingin menekankan bahwa tanggul pantai atau laut di Jakarta akan berperan sangat penting. Tidak hanya mencegah banjir rob, tetapi juga memproteksi Jakarta dari tsunami itu sendiri.
Ia mencontohkan pengerjaan tanggul di Jakarta mulai dari Kamal Muara hingga Marunda yang hingga kini belum rampung. Dari target sekitar 33 kilometer kini baru selesai kurang lebih 10 kilometer. Selain itu, ada juga pembangunan tanggul lain seperti di Pantai Mutiara, Muara Angke, dan Kaliadem.
"Fungsi tanggul pantai itu menjadi lebih penting. Sementara saat ini masih mandek dikerjakannya," katanya.
Fakta yang diungkapkan terkait megathrust selatan Jawa harus disikapi dengan bijak dan waspada meski terkesan menakut-nakuti. Untuk itu ia meminta semua pihak harus mendukung pemerintah dalam mempercepat proses pembangunan tanggul di pesisir Jakarta.