Bulan-bulanan RI di Tangan Peretas

CNN Indonesia
Senin, 13 Sep 2021 12:05 WIB
Indonesia belakangan menjadi bulan-bulanan peretasan lantaran diberondong dengan berbagai kasus kebocoran data.
Ilustrasi. (Istockphoto/ Xijian)

Situs Sekretariat Kabinet Diretas

Pada Juli lalu situs Sekretariat Kabinet (Setkab) diretas oleh dua orang remaja berusia 17 dan 18 tahun, yang mengakibatkan situs tersebut tidak bisa diakses dan diubah tampilannya pada awal Agustus 2021.

Halaman situs sempat menampilkan layar hitam dengan tampilan foto demonstran membawa bendera merah putih pada Sabtu (31/7). Di bawahnya tertulis keterangan "Padang Blackhat II Anon Illusion Team Pwned By Zyy Ft Luthfifake".

Pada Minggu (8/2) situs setkab menunjukkan keterangan: Kami akan segera kembali! Mohon maaf untuk ketidaknyamanannya, saat ini kami sedang melakukan update sistem.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas peretasan yang dilakukan oleh remaja itu, keduanya disangkakan dengan perkara Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik (ITE).

2 Juta Nasabah BRI Life Bocor

Data nasabah asuransi BRI Life diduga bocor dan dijual secara onlie oleh oknum di situs gelap pada Juli lalu. Kabar bocornya data itu dibeberkan oleh salah satu warga lewat Twitter, oleh akun The Brach.

Akun itu menuliskan bila ada pelanggaran besar terkait oknum yang menjual data sensitif dari BRI Life. Ia juga menuliskan oknum memiliki video berdurasi 30 menit tentang sejumlah besar data sekitar 250 GB yang mereka peroleh.

Aku tersebut membagikan tangkapan layar mengenai sejumlah data milik nasabah BRI Life, mulai dari KTP hingga rekam medis.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melakukan investigasi atas kebocoran 2 juta data nasabah asurasi BRI Life yang dijual di Raid Forum.

Setelah beberapa hari data BRI Life dikabarkan bocor, Pakar keamanan siber dari Vaksin.com, Alfons Tanujaya mengungkap bahwa postingan yang menjual data nasabah tersebut tiba-tiba menghilang.

Ia menduga beberapa kemungkinan hilangnya postingan tersebut. Pertama, bisa jadi pelakunya takut karena kebocoran data itu viral dan tengah menjadi fokus perhatian banyak orang. Sehingga pelaku peretasan takut terungkap oleh pihak berwenang.

Kedua, ada pihak yang diam-diam membeli data tersebut dan bersedia membayar lebih jika pelaku mencabut penjualan data tersebut.

Dengan nominal harga jual Rp100 jutaan, Alfons juga menduga bahwa ada pihak yang memberikan uang dengan tambahan nominal tertentu agar penjual bersedia mencabut penjualan data di forum tersebut. Dengan harapan, penjual itu merupakan satu-satunya peretas yang memiliki 2 juta data nasabah BRI Life.

279 Juta Data Pengguna BPJS Kesehatan Bocor

Sebanyak 279 juta data penduduk Indonesia yang bocor dan dijual di forum hacker diduga berasal dari BPJS Kesehatan pada Mei 2021. Dewan Pengawas (Dewas) BPJS Kesehatan mencermati risiko keamanan nasional pada isu kebocoran data yang diduga milik BPJS Kesehatan.

Pasalnya, data yang bocor tersebut mencakup data kependudukan anggota TNI dan Polri. Data yang dijual itu terdiri dari namma lengkap, KTP, nomor telepon, email, NID dan alamat.

Saat ini polisi terkait dengan penjualan data kependudukan yang diduga berasal dari perusahaan pelat merah itu.

2,3 Juta Data KPU Bocor

Sebanyak 2,3 juta data warga dan pemilih Indonesia dilaporkan bocor dan dijual di forum hacker pada Mei 2020 lalu. Hal itu diungkap oleh akun @underthebreach yang sebelumnya mengungkap soal penjualan data 91 juta pengguna Tokopedia.

Penjual data mengaku mendapat data ini secara resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Data tersebut dijual dalam bentuk PDF. Dari bocoran data yang diungkap akun ini, sebagian besar pemilih berasal dari Yogyakarta. Bocoran data yang dijual berisi nama, alamat, nomor induk kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK), serta data lain.

Dalam contoh data yang disajikan tampak data yang dijual adalah data KPU tahun 2014 lengkap dengan logo KPU pada bagian kop surat.

Peretas juga menampilkan folder-folder yang berisi data pemilih dari sejumlah daerah di Yogyakarta.

Dalam tulisan yang sama, peretas menjanjikan untuk menjual data 200 juta data pengguna Indonesia. Ini berarti nyaris seluruh data warga Indonesia bakal diperjualbelikan.

Dengan kebocoran data masyarakat di KPU yag meliputi NIK dan identitas lengkap masyarakat. Hal itu disebut Kominfo menjadi penyebab bocornya sertifikat vaksin Covid-19 milik Presiden Joko Widodo pada awal September 2021.

Data Tokopedia hingga Bukalapak Bocor

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER