Untuk mensimulasikan apa yang akan terjadi jika Bumi berputar ke arah yang berlawanan, para peneliti menggunakan Model Sistem Bumi Institut Max Planck untuk membalik jalur rotasi matahari dan membalikkan efek Coriolis, kekuatan tak terlihat yang mendorong benda-benda yang bergerak di atas permukaan planet yang berputar.
Secara keseluruhan, para peneliti menemukan bahwa Bumi yang berputar ke arah yang berlawanan adalah Bumi yang lebih hijau. Cakupan gurun global menyusut dari sekitar 16 juta mil persegi (42 juta kilometer persegi) menjadi sekitar 12 juta mil persegi (31 juta km persegi).
"memiliki lebih banyak area hijau, yang jelas merupakan sesuatu yang dapat Anda lihat sebagai nilai tambah," kata Ziemen seperti dikutip dari EOS, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rerumputan tumbuh di lebih dari separuh daerah bekas gurun, dan tanaman berkayu muncul untuk menutupi separuh lainnya. Vegetasi dunia ini menyimpan lebih banyak karbon daripada Bumi kita yang berputar normal.
Lihat Juga : |
Perubahan rotasi juga membalikkan pola angin global, membawa perubahan suhu ke subtropis dan garis lintang tengah; zona barat benua mendingin saat batas timur menghangat, dan musim dingin menjadi lebih dingin secara signifikan di Eropa barat laut. Arus laut juga berubah arah, menghangatkan batas timur laut dan mendinginkan batas barat.
Dalam simulasi, AMOC, arus laut yang bertanggung jawab untuk mengangkut panas ke seluruh dunia, menghilang dari Samudra Atlantik. Namun arus serupa dan sedikit lebih kuat muncul di Pasifik, membawa panas ke Rusia timur.
Ziemen menilai bahwa hal tersebut tidak biasa karena penelitian sebelumnya yang memodelkan Bumi yang berputar terbalik tidak melihat perubahan tersebut.
Arus laut yang berubah di Samudra Hindia juga memungkinkan cyanobacteria mendominasi wilayah tersebut, yang tidak pernah berhasil mereka capai saat Bumi berputar ke arahnya saat ini.
Dari sekian perubahan yang terjadi, bagi Ziemen, penghijauan Sahara adalah perubahan paling menarik.
"Melihat Sahara hijau dalam model kami membuat saya berpikir tentang alasan mengapa kami memiliki gurun di Sahara, dan mengapa tidak ada di dunia yang mundur," kata Ziemen. "Pemikiran tentang pertanyaan paling mendasar inilah yang membuat saya terpesona tentang proyek ini," tambahnya.
(mrh/ayp)