Misteri Infeksi Patogen dan Mitos Kutukan Mumi Firaun

mrh | CNN Indonesia
Selasa, 28 Sep 2021 16:20 WIB
Sejumlah pakar membeberkan soal mitos kutukan makam Firaun dan infeksi patogen yang dialami penjelajah dan dermawan George Herbert.
Patung Firaun di Mesir. (AFP/MOHAMED EL-SHAHED)

Mitos tentang kutukan mumi Firaun sebenarnya sudah ada sebelum penemuan makam Tutankhamun.

Menurut pakar Mesir Kuno yang juga ahli antroplogi budaya, Jasmine Day, kutukan itu adalah legenda yang berkembang secara bertahap, sejak sekitar pertengahan abad ke-19, dan telah berkembang secara progresif dengan kontribusi kumulatif oleh literatur fiksi, film horor, media berita dan yang terbaru, internet.

"Penelitian saya mengungkap cerita-cerita fiksi Amerika yang terlupakan dari tahun 1860-an, di mana para petualang laki-laki menelanjangi mumi perempuan dan mencuri perhiasan mereka, hanya untuk mengalami kematian yang mengerikan, atau konsekuensi yang mengerikan bagi orang-orang di sekitar mereka," kata Day seperti dilansir Live Science.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peneliti lain juga sepakat kaitan mitos kutukan dan sihir dengan mumi sudah tersebar luas sebelum penemuan makam Tutankhamun.

"Gagasan bahwa Mesir adalah tanah misteri berasal dari orang-orang Yunani dan Romawi," ujar seorang profesor sejarah di Athens State University, Alabama, AS dan penulis buku Egyptomania: A History of Fascination, Obsession and Fantasy, Ronald Fritze.

Rumor mengenai kutukan mumi ini kemudian beredar di Eropa melalui lisan sebagai kabar burung maupun tulisan sebagai karya fiksi. Fritze mencatat penulis Irlandia, Bram Stoker, yang paling terkenal dengan novel 'Dracula'-nya, juga pernah menerbitkan sebuah buku pada 1903 berjudul The Jewel of the Seven Stars. Buku itu menceritakan tentang para arkeolog modern yang menderita akibat kutukan mumi.

Penduduk Mesir kuno dilaporkan memang punya kebiasaan untuk menuliskan kalimat ancaman yang bernada kutukan di dinding dan pintu makam mereka.

Fungsi awalnya ialah untuk mengusir penjarah dan perusak makam, karena biasanya jenazah dikubur bersama benda berharga

Kematian Lord Carnarvon

George Herbert yang bergelar Lord Carnarvon kelima di Inggris meninggal selang lima bulan setelah penemuan makam.

Pada halaman utama surat kabar The Courier Journal edisi 21 Maret 1923 yang diterbitkan di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat memuat berita utama 'Kutukan Firaun 3.000 Tahun Terlihat dalam Penyakit Carnarvons'.

Ketika berita tentang penyakit dan kematian Carnarvon tersebar, berita utama serupa pun baru muncul di banyak surat kabar di seluruh dunia. Carnarvon disebut menderita infeksi yang parah akibat tak sengaja mencukur bagian bekas gigitan nyamuk ketika dia menjelajah ke makam Firaung hingga akhirnya terkena pneumonia.

Akhirnya Herbert meninggal pada 5 April 1923.

Carnarvon membiayai pencarian dan penggalian makam Tutankhamun. Ketika arkeolog Howard Carter menemukan makam itu pada November 1922, Carnarvon menunda penjelajahan sampai Herbert bisa tiba dari Inggris.

Carter sendiri hidup selama lebih dari 17 tahun setelah penemuan itu, lalu meninggal pada usia 64 tahun di rumahnya di Inggris. Dan putri Carnarvon, yang merupakan salah satu orang pertama yang memasuki makam, hidup hingga usia 79 tahun.

(ayp)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER