Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Soeparno meminta pengelola Kebun Raya Bogor (KRB) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengkaji dan mengevaluasi dampak wisata malam GLOW di KRB terhadap habitat tanaman dan ekosistem serangga.
"Menurut hemat kami sebaiknya dilakukan pengkajian yang mendalam dan dilakukan evaluasi terkait dampak dari pembukaan tempat wisata GLOW di Kebun Raya Bogor karena kami masih belum memahami dan mengetahui secara persis dampaknya terhadap ekosistem," kata Eddy saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com, Kamis (30/9).
Terkait hasil dari kajian nanti, Eddy menyebut bahwa kajian yang dilakukan harus memiliki landasan ilmiah agar dapat diketahui apakah nantinya wisata GLOW bisa dijalankan atau tidak, atau bahkan perlu dilakukan pembatasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apakah nanti hasil kajiannya menyatakan bahwa bisa dibuka tetapi hanya dibuka sebagian atau terbatas saja, jamnya juga terbatas, pengunjungnya juga terbatas per hari," katanya.
Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) itu mendorong agar dilakukan pendalaman lebih lanjut sebelum wisata GLOW beroperasi, alih-alih menyatakan siap untuk dibuka dan dampak negatif terhadap habitat tumbuhan dan ekosistem baru terlihat kemudian.
Selain itu menurut Eddy tindakan preventif seperti menunda pembukaan perlu dilakukan bersamaan dengan dilakukannya kajian.
"Setelah itu nanti hasil evaluasinya kita pelajari sebelum kita melakukan tindakan berikutnya. Apakah membuka, membuka terbatas atau apapun Namanya," imbuh Eddy.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>
Wali Kota Bogor, Bima Arya, meminta pengelola KRB menghentikan operasional wisata malam dengan cahaya lampu atau glow sampai ada hasil penelitian dari BRIN dan IPB University.
Permintaan tersebut disampaikan Bima di Balai Kota Bogor pada Selasa (28/9) lalu, setelah berdialog dengan pengelola KRB dari PT Mitra Natura Raya (MNR).
Bima menyampaikan kepada pengelola KRB ada surat dari para ahli botani, mantan pimpinan KRB, yang menyatakan keberatan terhadap rencana operasional wisata malam di kawasan konservasi tumbuhan tersebut.
Dia meminta agar BRIN dan IPB University melakukan kajian ilmiah terkait wisata malam di KRB yang memanfaatkan lampu-lampu sorot, dikhawatirkan dapat mengganggu habitat tanaman dan ekosistem yang ada.
Sebelumnya, program wisata malam GLOW yakni destinasi permainan cahaya dengan pohon sebagai latar belakangnya. Diadakan oleh BRIN sebagai fungsi edukasi dan wisata di KRB. Inovasi tersebut dilakukan guna menggandeng publik seluas-luasnya agar datang berkunjung ke kebun raya.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, mengatakan atraksi malam menggunakan lampu hias di KRB tidak akan mengganggu kehidupan hewan di kebun botani itu.
Menurut Laksana, Kebun Raya Bogor berada di tengah keriuhan kota, sehingga hewan-hewan yang berada di sana sudah terbiasa dengan lingkungan seperti itu.
"Kekhawatiran tersebut kurang beralasan, terlebih untuk kebun raya kota seperti Kebun Raya Bogor yang ada di tengah keriuhan dan gemerlap kota," ujar Laksana kepada CNNIndonesia.com melalui pesan teks, Selasa (28/9) lalu.
Laksana juga menjelaskan tentang jadwal atraksi tersebut yang tidak akan diselenggarakan setiap hari. GLOW direncanakan berlangsung pada akhir pekan saja, namun jika ada penambahan jadwal tidak akan lebih dari empat kali dalam sepekan.
"Itupun tidak setiap hari, saat ini rencananya hanya Sabtu dan Minggu, kalaupun ditambah kelak tidak lebih dari empat kali perminggu," jelasnya.
[Gambas:Video CNN]