Menurut catatan dari Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), kutub utara dan selatan Bumi sempat terbalik tiga kali dalam 100 juta tahun terakhir.
Pembalikan kutub yang terakhir terjadi sekitar 780 ribu tahun yang lalu. Fenomena ini dikenal sebagai Brunhes-Matuyama Reversal.
Peristiwa ini disebut memiliki kaitan dengan konveksi yang berada di batas mantel dan inti Bumi yang membangkitkan medan magnet induksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini terekam dalam studi paleomagnetisme. Para ahli geologi meneliti jejak magnet masa lalu yang terekam dalam batuan sedimen dan menemukan ada pola pembalikan kutub magnet, yang dikenal dengan sebutan magnetic reversal.
Salah satu pergeseran medan magnet yang menjadi sorotan adalah gerakan 2,5 derajat per tahun 39 ribu tahun yang lalu, tepat ketika medan magnet Bumi melemah di sekitar pantai barat Amerika Tengah.
Penelitian yang dilakukan oleh University of Liverpool menjelaskan kutub magnet Bumi disebut berputar setiap 200 juta tahun.
Para peneliti tersebut melakukan analisis paleomagnetik termal dan gelombang mikro pada sampel batuan dari aliran lava purba di timur Skotlandia untuk mengukur kekuatan medan geomagnetik.
Studi tersebut juga menganalisis semua kendala dalam proses penelitian sampel yang berusia 200 hingga 500 juta tahun yang lalu, yang dikumpulkan selama 80 tahun terakhir
Tim peneliti mendapati ada penurunan kekuatan medan geomagnetik yang terdapat di batuan sampel antara 332 dan 416 juta tahun yang lalu. Temuan itu memiliki skala perbandingan seperempat dari objek yang sebelumnya diteliti.
Peneliti menyebut temuan ini mirip dengan periode kekuatan medan magnet rendah yang diidentifikasi sebelumnya, sekitar 120 juta tahun yang lalu, selama periode sebelumnya (sekarang disebut Mid-Palaeozoic Dipole low/MPDL).
Pada penelitian berbeda disebut medan magnet Bumi berubah arah 10 kali lebih cepat dari yang diperkirakan.
Studi palaeomagnetik di masa lalu telah menunjukkan bahwa medan magnet dapat mengubah arah hingga 1 derajat per tahun, namun studi terbaru menunjukkan bahwa pergerakan mencapai 10 derajat per tahun.
Pernyataan tersebut didasarkan pada simulasi komputer terinci dari inti luar Bumi yang terbuat dari nikel dan besi sekitar 2.800 kilometer (1.740 mil) di bawah permukaan Bumi. Inti luar tersebut mengendalikan medan magnet di Bumi.
"Kami memiliki pengetahuan yang sangat tidak lengkap tentang medan magnet sebelum 400 tahun yang lalu. Karena perubahan cepat ini mewakili beberapa perilaku yang lebih ekstrem dari inti cair, mereka dapat memberikan informasi penting tentang perilaku interior bumi yang dalam," ujar penulis studi dan ahli geofisika Chris Davies dari University of Leeds di Inggris.
(lnn/ayp)