Menurut laporan yang dirilis perusahaan keamanan siber, Surfshark, harga internet di Indonesia lebih mahal dari Vietnam.
CEO Surfshark, Vytautas Kaziukonis, menyampaikan harga dan kualitas kecepatan internet di Indonesia berbanding terbalik dengan Vietnam.
Indonesia memiliki ruang untuk perbaikan di semua bidang kesejahteraan digital, terutama keterjangkauan internet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dibandingkan dengan Indonesia, orang-orang di Vietnam harus bekerja empat kali lebih sedikit untuk membayar internet broadband yang tiga kali lebih cepat," ucap Kaziukonis dalam keterangan pers yang diterima CNNIndonesia.com, Jumat (1/10).
Ia menyampaikan, kualitas internet di Indonesia juga bisa lebih baik. Menurutnya, Indonesia menempati peringkat 90 dalam kecepatan internet broadband dan peringkat 100 dalam kecepatan internet seluler.
Di sisi lain, ia menyampaikan, Indonesia menduduki peringkat 72 dari 110 negara dalam laporan tahunan indeks Kualitas Hidup Digital atau Digital Quality of Life (DQL) 2021 yang dirilis perusahaannya.
Hasil ini menunjukkan bahwa Indonesia turun satu peringkat dibandingkan tahun lalu dalam laporan yang sama.
"DQL edisi tahunan ketiga menempatkan Indonesia pada peringkat ke-72 di antara 110 negara," demikian laporan Surfshark.
Dalam laporannya ini, Surfshark mengikutsertakan 90 persen dari populasi global, di mana terdapat lima pilar fundamental yang digunakan untuk mengukur indeks Kualitas Hidup Digital yaitu kualitas internet, keterjangkauan internet, keamanan siber, layanan pemerintah online, dan infrastruktur elektronik.
Indonesia meraih skor tertinggi untuk layanan pemerintah online yakni di peringkat 66 dan keamanan siber di peringkat 68. Namun, Indonesia terpuruk pada keterjangkauan internet di peringkat 97, kualitas internet di peringkat 79, dan infrastruktur elektronik di peringkat 74.
(mts/ayp)