Para ilmuwan Jepang mengidentifikasi jenis virus baru bernama Yezo. Ada beberapa fakta dari virus yang menyebabkan demam fatal pada manusia.
Nama Yezo diambil dari nama pulau di Hokkaido tempat virus pertama kali ditemukan. Virus itu disebut dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit.
Virus yang ditemukan pada 2019 itu juga disebut sebagai virus domba Nairobi dan masuk dalam kelompok virus demam berdarah Krimea-Kongo, yang ditularkan dari gigitan kutu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini berbagai kumpulan fakta soal virus Yezo yang dirangkum CNNIndonesia.com.
Seorang pria berusia 41 tahun dirawat di rumah sakit pada 2019, dengan gejala demam dan nyeri kaki. Gejala itu dirasakan setelah digigit arthropoda yang diyakini sebagai kutu.
Pada pertengahan Mei 2019, ia mengunjungi kawasan hutan di wilayah Sapporo, Kota Hokkaido, Jepang selama kurang lebih 4 jam. Keesokan harinya dia melihat dan mengeluarkan arthropoda yang menempel di sisi perut kanan.
Empat hari berselang, ia mengalami demam tinggi lebih dari 39 derajat celcius, diikuti dengan adanya gangguan ketika berjalan dan disertai nyeri kaki.
Para ilmuwan mengatakan pasien berusia 41 tahun itu dirawat di rumah sakit dengan suhu awal 38,9 derajat. Berdasarkan tinjauan peneliti, pasien memiliki keluhan demam, kehilangan nafsu makan dan nyeri pada kaki.
Tak hanya terjadi pada satu orang saja, virus Yezo juga menyebar ke seorang pria berusia 59 tahun. Ia diketahui digigit arthropoda di kaki bagian bawah, pada pertengahan Juli 2020. Dia menerima gigitan itu saat mendaki gunung dekat Sapporo.
Pria itu juga merasakan gejala yang serupa seperti hilang nafsu makan dan mengalami demam 37,4 derajat setelah 17 hari pendakian, demikian menurut laporan SCI-News.
Berdasarkan hasil analisis genetik virus dari sampel darah kedua pasien itu mengungkapkan jenis baru orthonairovirus, yang paling dekat hubungannya dengan virus Sulina dan virus Tamdy. Kedua virus itu masing-masing terdeteksi di Rumania dan Uzbekistan.
Untuk menentukan kemungkinan sumber virus, tim menyaring sampel yang dikumpulkan dari hewan liar di daerah itu antara 2010 dan 2020. Peneliti menemukan antibodi untuk virus di rusa sika Hokkaido dan rakun. Mereka juga menemukan RNA virus pada tiga spesies kutu utama di Hokkaido, seperti dilansir Nature.
Menurut ahli virologi Institut Internasional untuk Pengendalian Zoonosis Keita Matsuno, mengatakan Virus Yezo Jepang yang juga disebut virus domba nairobi itu tak menyebabkan kematian.
Meski demikian Matsuno mengatakan saat ini pengujian di luar Hokkaido dan di rumah sakit di seluruh Jepang dinilai sangat penting. Ia khawatir penelitian yang diklaim tidak mematikan itu hanya terjadi di Hokkaido saja, sedangkan kemungkinan besar penyakit itu ditemukkan di luar Hokkaido, seperti dilansir Newsweek.
(can/ayp)