Meteoroid meluncur ke arah Bumi setiap jam saban hari. Ketika mereka berukuran cukup besar dan selamat dari perjalanan melewati atmosfer Bumi kemudian mendarat, mereka akan menjadi meteorit.
Sebagian orang yang bisa mengumpulkannya dan beberapa dapat berakhir di museum atau dijual di eBay. Pada Februari lalu telah diadakan lelang meteroit langka yang terjual lebih dari $ 4 juta atau senilai Rp56 miliar.
Sementara itu, Futurism menyebut para ahli meteologi akhirnya mengetahui apa yang menjadi penyebab ledakan. Citra satelit menunjukkan sebuah meteor bisa saja berlayar di atas New Hampshire sebelum meledak, menyebabkan ledakan keras yang mengguncang gendang telinga dan mengguncang bumi di seluruh negara bagian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika itu masalahnya, maka pada akhirnya akan memberikan jawaban atas misteri yang menyebabkan spekulasi online yang merajalela di antara orang-orang New Hampshirite yang bingung.
Seperti yang dicatat Futurisme sebelumnya, Survei Geologi AS tidak menemukan bukti gempa di daerah tersebut dalam tujuh hari menjelang peristiwa tersebut. Meskipun ada kemungkinan gempa bumi terjadi dan tidak terdeteksi, hal itu tampaknya mengesampingkan penjelasan yang paling jelas.
Meteor yang meledak juga masuk akal akibat hujan meteor Orionids dan Draconids yang sedang berlangsung saat ini. Berdasarkan catatan New York Times, kesibukan di ruang angkasa sepanjang tahun membuat ahli meteorologi di National Weather Service (NWS) mulai mencari bolides, yaitu bola api yang disebabkan meteor meledak dan pecah di udara.
Lihat Juga : |
"Benar saja, ada sedikit kesalahan di sana saat orang-orang mulai menelepon dan melaporkan tentang suara itu," kata ahli meteorologi NWS Greg Cornwell kepada New York Times.
Meski begitu, hipotesis meteor bukanlah hal yang pasti. Satelit yang menangkap ledakan mungkin telah membuat kesalahan, atau bisa saja kebetulan.
"Sekarang ada kasus di mana bola api atau bolide yang meledak semacam ini akan menyebabkan hasil positif palsu. Itu muncul dalam data, dan itu semacam firasat," terang Cornwell.
(ttf/fea)