Fakta La Nina, Badai Penyebab Angin Kencang dan Banjir di RI

CNN Indonesia
Senin, 18 Okt 2021 19:14 WIB
Sejumlah fakta terkait fenomena badai La Nina yang perlu diwaspadai.
Ilustrasi badai La Nina. (Foto: Adhi Wicaksono)

Berbeda dengan badai tropis

Badai La Nina berbeda dengan badai tropis karena La Nina memiliki cakupan yang lebih luas dan masa yang lama. Badai tropis sifatnya lokal atau setempat, kalau La Nina sifatnya global atau regional.

"Dan badai tropis itu tidak sampai berbulan-bulan. Badai tropis itu hanya beberapa hari sampai satu minggu. Tidak sampai satu bulan dan sifatnya sangat lokal dengan kecepatan angin yang tinggi disertai hujan yang lebat, itu perbedaannya," tambahnya.

Penyebab angin kencang dan petir

Ketika La Nina terjadi, SML di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya. Pendinginan SML ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain pengaruh sirkulasi angin monsun dan anomali iklim di Samudera Pasifik, penguatan curah hujan di Indonesia juga turut dipengaruhi oleh penjalaran gelombang atmosfer ekuator dari barat ke timur berupa MJO (Madden Julian Oscillation) dan Kelvin, atau dari timur ke barat berupa gelombang Rossby.

Aktivitas La Nina dan MJO pada saat yang bersamaan ini dapat berkontribusi signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. MJO di Indonesia terjadi akibat interaksi antara laut dan atmosfer di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia yang mengapit Indonesia.

MJO berdampak pada peningkatan curah hujan disertai angin kencang dan petir. Herizal menjelaskan fenomena MJO sendiri merupakan fenomena yang serupa dengan fenomena gelombang ekuator, namun dengan pergerakan ke arah Timur pada kisaran periode selama 22 hari di Indonesia.

Apa yang menyebabkan terjadinya La Nina?

Menurut situs National Oceanic and Atmospheric Administration, fenomena La Nina pada umumnya didahului oleh penumpukan air laut yang telah mengalami penurunan temperatur. Angin yang mengarah ke timur dan ombak laut membantu perpindahan air laut dingin ke permukaan.

Peristiwa La Nina dikaitkan dengan konveksi yang lebih besar dari normalnya di atas benua maritim khususnya Indonesia. Hal itu biasanya akan menyebabkan curah hujan yang lebih tinggi dari rata-rata di sebagian besar wilayah Indonesia dan sekitarnya.

Namun demikian, dampak dari La Nina juga tergantung dari kekuatan La Nina itu sendiri yang terdiri dari tiga kategori, yakni lemah, menengah, dan kuat.

"Dan perlu dicatat juga bahwa dampak dari La Nina ini tergantung juga fenomena-fenomena lain seperti Indian Ocean Dipole, kondisi panas dinginnya laut di Indonesia, maupun angin monsun yang dominan juga mempengaruhi iklim di Indonesia," ujar Kasubid Analisis Informasi Iklim BMKG Adi Ripaldi (20/10/2020).

(mrh/mik)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER