Yang Terjadi Ketika Manusia Mati dan Dimakamkan Di Luar Angkasa

CNN Indonesia
Selasa, 26 Okt 2021 13:36 WIB
Ilustrasi. Terdapat sejumlah perbedaan pada proses ketika manusia mati hingga pemakaman di luar angkasa ketimbang di Bumi. (Kirill KUDRYAVTSEV / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Proses yang terjadi pada jasad manusia yang mati di luar angkasa bakal berbeda dengan jenazah yang mati di Bumi.

Sebab, banyak hal yang bisa mempengaruhi kondisi jasad manusia yang meninggal di luar angkasa. Sehingga, jasad itu bisa bertahan ratusan juta tahun atau bahkan hancur menjadi debu, tergantung dimana jasad itu berada.

Misal, jika jasad mati di Bulan, suhu panas-dingin Bulan yang ekstrim 120 derajat Celcius pada siang hari dan -170 derajat Celcius pada malam hari bisa menghancurkan jasad akibat terlalu panas atau membeku akibat terlalu dingin.

Hal yang berbeda terjadi jika manusia mati di Mars. Kondisi Mars yang serupa padang pasir, kemungkinan akan membuat jaringan lunak manusia yang mati di planet merah itu mengering. Selain itu, tiupan angin dan sedimen di Mars kemungkinan akan merusak kerangka manusia seperti di Bumi.

Proses manusia mati

Saat manusia mati, jasad akan mengalami sejumlah proses yakni livor moritis, algor mortis, dan rigor mortis.

Livor moritis adalah tanda kematian lewat mengendapnya darah yang mengalir di anggota tubuh. Sementara algor mortis terjadi ketika suhu tubuh menurun sehingga tubuh menjadi dingin. Setelah itu terjadi rigor mortis ketika tubuh menjadi kaku akibat otot tubuh mengencang akibat terkumpulnya kalsium di serat otot.

Berikutnya, enzim tubuh berupa protein yang mempercepat reaksi kimia, memecah dinding sel dan melepaskan isinya. Pada saat yang sama, bakteri di usus kita keluar dan menyebar ke seluruh tubuh.



Bakteri ini lantas melahap jaringan lunak dan terjadi proses pembusukan jasad. Mereka juga memicu gas keluar yang menyebabkan tubuh membengkak.

Tubuh yang kaku akibat rigor mortis tak lagi terjadi setelah otot-otot hancur. Akibatnya, muncul bau yang menyengat setelah jaringan lunak ini pecah.

Selain itu, jasad yang mati di Bumi juga akan dibantu diurai oleh organisme hidup lain seperti serangga, mikroba, dan bahkan tanaman.

Tapi, Lingkungan di planet yang berbeda tidak akan memberikan perlakuan penguraian yang sama terhadap tubuh manusia yang mati. Sebab, serangga dan hewan pengurai yang ada di Bumi, tidak ada di planet lain.

Beda Mati di Luar Angkasa dibanding Bumi


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :