Astronom Sebut Bumi Terjebak di Terowongan Magnet Raksasa

CNN Indonesia
Rabu, 27 Okt 2021 09:10 WIB
Penelitian yang belum peer to peer menjelaskan Bumi dan Tata Surya terjebak di tabung magnet sepanjang 1.000 tahun cahaya.
Pemandangan galaksi Bima Sakti. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Jakarta, CNN Indonesia --

Planet Bumi bersama tata surya dan beberapa bintang di dekatnya kemungkinan terperangkap di dalam terowongan magnet raksasa. Para astronom menemukan medan magnet berjarak sekitar 350 tahun cahaya dari tata surya.

Para astronom mengusulkan temuan fenomena medan magnet itu dalam sebuah makalah baru. Tim menemukan sebuah tabung magnet besar dengan panjang 1.000 tahun cahaya, yang melintang dan mengelilingi tata surya.

Para peneliti menerbitkan temuan mereka pada 29 September di server pracetak arXiv, namun makalah itu belum ditinjau oleh peneliti lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jennifer West, astronom di Dunlap Institute for Astronomy and Astrophysics di University of Toronto, membuat jurnal setelah penyelidikan ke North Polar Spur dan Fan Region. Keduanya merupakan struktur gas pemancar radio paling terang di galaksi.

Ia mengungkap ada dua struktur yang terhubung meskipun berada di sisi langit yang berbeda.

"Jika kita melihat ke langit, kita akan melihat struktur seperti terowongan ini di hampir setiap arah yang kita lihat, yaitu jika kita memiliki mata yang bisa melihat cahaya radio," kata West dalam sebuah pernyataan.

Tim peneliti mengatakan ada sebuah sudut melengkung yang diketahui terbuat dari partikel bermuatan dan medan magnet, menyerupai tali panjang dan tipis menonjol keluar dari North Polar Spur dan Fan Region.

Tidak hanya tali kosmik yang dapat menghubungkan dua wilayah, tetapi juga dapat membentuk sesuatu yang mirip dengan 'terowongan melengkung' di mana jalurnya seperti 'garis yang dibentuk oleh lampu terowongan dan penanda jalur'.

Dikutip dari Live Science, atas temuan itu tim astronom memprediksi tata surya kita bersama Bima Sakti berada di dalam terowongan magnet raksasa.

The North Polar Spur muncul sebagai awan kuning besar yang membentang di atas Bumi. Awan tersebut merupakan kumpulan gas raksasa yang memancarkan sinar-X dan gelombang radio. Pada bagian itu terdapat wilayah kipas yang menghasilkan banyak gelombang radio yang terpolarisasi.

Meskipun wilayah luar angkasa yang tidak lazim ini sudah ditemukan sejak 1960-an, pemahaman ilmiah tentang temuan ini tetap tidak merata. Sebagian besar penelitian sebelumnya menggambarkan setiap struktur secara terpisah.

Meski begitu, dengan memasukkan data dari pengamatan gelombang radio ke dalam pemodelan komputasi baru, West dan rekan-rekannya kemungkinan memetakan panjang dan posisi tali raksasa. Model tersebut memperkirakan panjang tali berada sekitar 1.000 tahun cahaya dan strukturnya kemungkinan besar sekitar 350 tahun cahaya dari tata surya.

West mengatakan inspirasi modelnya datang ketika dia masih mahasiswa, ketika ia melihat sulur-sulur pada pemantauan pertama peta langit radio. Beberapa tahun kemudian, dia diberitahu tentang makalah tahun 1965 yang isinya hipotesis tentang sinyal radio yang aneh.

"Berdasarkan data mentah yang tersedia saat ini, penulis (Mathewson & Milne) berspekulasi bahwa sinyal radio terpolarisasi ini dapat muncul dari pandangan kami tentang Lengan Lokal galaksi, dari dalamnya," kata West dalam pernyataannya.

West menjelaskan makalah itu mengilhami dia mengembangkan ide temuan ini, dan mengaitkan model dengan data yang jauh lebih baik yang diberikan teleskop pihaknya hari ini.

Bukan hanya di bagian alam semesta kita saja terowongan magnetik ini terlihat. Faktanya, terowongan ini juga ada di mana-mana di seluruh galaksi dan dapat memancarkan berbagai jenis cahaya, seperti dikutip Space.

Para peneliti mencatat dalam studi mereka bahwa struktur magnetik telah terlihat memancarkan cahaya optik di dekat sisa-sisa ledakan bintang raksasa, atau supernova di awan molekuler dan di dinding "cerobong galaksi".

Rongga besar diciptakan oleh beberapa ledakan supernova, di mana gas panas dari cakram galaksi mengalir ke halo galaksi. Faktanya, beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa filamen spiral gas molekuler bisa menjadi "tulang" yang membentuk "kerangka" Bima Sakti.

Langkah selanjutnya para ilmuwan adalah mengkonfirmasi temuan mereka dengan melakukan pengamatan rinci dari daerah yang mereka simulasikan, sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki model pengamatan mereka.

West berharap dengan memperdalam pemodelan itu, dia dapat meningkatkan kemampuan astronom untuk memahami filamen magnet lain yang terlihat di sekitar galaksi bima sakti. Kemungkinan menarik lainnya adalah tali magnet yang tidak terlihat bisa menjadi bagian kecil dari struktur galaksi yang jauh lebih besar.

(can/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER