Jakarta, CNN Indonesia --
Bulan perlahan terus bergerak menjauh dari Bumi. Pada saat pembentukannya, Bulan hanya berjarak 22.500 km dari Bumi, namun kini jaraknya menjadi 402.336 kilometer.
Pergerakan Bulan yang terus menjauhi Bumi dipercaya bakal membawa malapetaka bagi penghuni Bumi. Meski demikian, hal ini bakal terjadi miliaran tahun mendatang.
Astronom asal Inggris, Edmond Halley, pertama kali menduga Bulan saat ini menjauhi Bumi hampir 300 tahun yang lalu, setelah mempelajari catatan gerhana kuno.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kecurigan akhirnya dikonfirmasi pada 1970-an, ketika dibuat percobaan dengan menembakkan sinar laser ke cermin yang dipasang di Bulan oleh misi AS dan Soviet. Hasilnya, Bulan memang bergerak menjauhi Bumi dengan kecepatan 3,8 sentimeter per tahun. Pergerakan Bulan menjauhi Bumi diduga sudah terjadi sejak 1,5 miliar tahun lalu.
Penyebab Bulan menjauh
Menjauhnya Bumi dan Bulan terjadi akibat tidak seimbangnya gaya sentrifugal dan sentripetal Bulan dan Bumi. Gaya sentripetal adalah gerak semu pada benda yang berputar dan seolah menarik benda ke pusat putaran.
Sementara gaya sentrifugal secara semu seolah melempar benda menjauh dari pusat rotasi. Analogi sederhana seperti anak yang sedang menaiki komidi putar. Semakin cepat putarannya, maka makin kuat momentum dorongan seperti akan terlontar keluar dari komidi putar itu.
Lantaran lebih besar gaya sentrifugal Bulan terhadap Bumi, membuat Bulan bergerak menjauh dari Bumi. Jarak antara Bumi dan Bulan saat ini adalah 402.336 kilometer, ini 17 kali lebih jauh dari jarak awal.
Bukti Bulan menjauh
Kita dapat melihat beberapa bukti perlambatan dalam catatan fosil beberapa makhluk. Dengan melihat pertumbuhan harian karang contohnya, kita dapat menghitung jumlah hari yang terjadi per tahun pada periode yang lalu. Dari situ kita dapat melihat bahwa hari semakin panjang dengan penambahan 19 jam setiap 4,5 miliar tahun, menurut laporan Science Focus.
Efek Bulan menjauhi Bumi
1. Rotasi Bumi melambat
Bulan kini terus berputar menjauh dari Bumi dengan kecepatan 3,78 sentimeter per tahun. Ini hampir serupa kecepatan pertumbuhan kuku jari manusia.
Meskipun 3,78 sentimeter sepertinya tidak banyak, tetapi dalam jangka waktu lama dapat memengaruhi kehidupan di Bumi, membuat planet ini melambat.
Ketika awal Bumi terbentuk, Bumi berotasi 5 jam per hari. Tetapi dengan menjauhnya Bulan yang beroperasi selama 4,5 miliar tahun terakhir, hari telah melambat menjadi 24 jam yang kita kenal sekarang, dan akan terus melambat pada masa depan.
2. Kestabilan Bumi bisa terganggu
Panjang hari, atau dengan kata lain kecepatan rotasi planet, berpengaruh pada kestabilan planet. Hal ini dapat dianalogikan dengan memutar koin. Ketika koin berputar cepat, ia tak terjatuh. Tapi ketika putaran makin melambat, lama-lama koin akan jatuh ke lantai.
Dengan cara yang sama, saat rotasi Bumi mulai melambat, seluruh planet mulai goyah secara perlahan dan ini akan berdampak buruk pada musim di Bumi
Saat ini beberapa musim yang ada di Bumi dipengaruhi kemiringan Bumi, yaitu 23 derajat pada porosnya yang menyebabkan pergantina musim di seluruh dunia.
3. Kekacauan musim di Bumi
Jika kestabilan ini terganggu, maka bagian-bagian dunia dapat mengalami perubahan suhu yang jauh lebih besar daripada yang biasa kita alami sepanjang tahun. Bisa jadi suhu di Arktik sangat beku di musim dingin dan sangat gerah di musim panas.
Manusia mungkin akan mencari cara untuk beradaptasi dengan perubahan iklim besar-besaran ini. Atau bahkan menciptakan teknologi yang dapat mempercepat rotasi Bumi atau membawa kita ke planet lain yang lebih layak huni. Tapi, sebagian besar hewan dan tumbuhan kemungkinan akan tewas.
[Gambas:Photo CNN]
Bagaimana Bulan terbentuk
Selain itu para ahli memperkirakan Bulan terbentuk ketika sebuah proto-planet seukuran Mars bertabrakan dengan Bumi pada sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Puing-puing sisa bergabung membentuk Bulan. Simulasi komputer yang menerka dampak semacam itu konsisten dengan Bulan yang kita lihat di abad ke-21.
Menjauhnya jarak Bulan dari Bumi terutama disebabkan aksi pasang surut Bumi.
Bulan tetap berada di orbitnya karena gaya gravitasi yang diberikan Bumi, tetapi Bulan juga memberikan gaya gravitasi ke planet kita. Hal itu menyebabkan pergerakan lautan Bumi membentuk jalur pasang surut Bumi.
Karena adanya rotasi Bumi, jalur ini berada sedikit berada di depan Bulan lintasannya. Beberapa energi dari Bumi yang berputar akan ditransfer ke lintasan melalui gesekan.
Dengan adanya putaran itu mendorong lintasan menjadi ke depan dan membuat Bumi berada di depan Bulan. Hal itu menyebabkan Bulan terdorong ke orbit yang lebih tinggi seperti jalur luar yang lebih cepat.
Fenomena ini mirip pengalaman permainan komedi putar anak-anak. Semakin cepat bundaran berputar, semakin kuat gaya yang membuat pemainnya terlempar keluar.
Tetapi energi yang diperoleh saat Bulan didorong lebih tinggi diimbangi pengurangan energi gerakannya. Jadi percepatan yang diberikan pasang surut Bumi sebenarnya memperlambat Bulan.