Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan curah hujan naik drastis antara 70 hingga 100 persen di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Timur (NTB) mulai November hingga Januari mendatang.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan prediksi itu berdasarkan data yang dihimpun oleh BMKG dari tahun lalu, yang menunjukkan adanya fenomena La Nina dengan level lemah hingga moderat.
"Bulan November...mohon perhatian intensitas curah hujan dapat mencapai lebih dari 70 persen dari normalnya. Kurang lebih seperti tahun lalu," ujar Dwikorita dalam Rapat Koordinasi Nasional Antisipasi La Nina secara virtual, Jumat (29/10) pagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, di bulan Desember Dwi menyebut curah hujan juga meningkat terutama 70 sampai 100 persen di sebagain wilayah Indonesia.
"Di Jawa, Bali, NTT, NTB, intensitas hujannya dapat mencapai 100 persen curah hujannya," lanjutnya.
Dwikorita menjelaskan berdasarkan data tahun lalu, intensitas curah hujan terjadi serupa dengan November tahun lalu. Dengan peningkatan curah hujan bulanan sebesar 70 persen hingga 100 persen hingga Februari 2022.
"Di bulan November ini, akan mengakibatkan (yang warna hijau tua) di sini diprediksi akan mengakibatkan peningkatan curah hujan bulanan 70 persen hingga bisa mencapai 100 persen," jelas Dwikorita.
Selain peningkatan pada November 2021, peningkatan intensitas hujan juga terjadi pada Desember 2021. Di bulan Desember curah hujan meningkat warna hijau terutama 70 sampai 100 persen di sebagian besar wilayah Indonesia seperti di Jawa, Bali, NTB, NTT dan secara sporadis di Sumatera Utara, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Sedangkan pada Januari 2022 terjadi peningkatan di sebagian besar wilayah Indonesia, di seluruh Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan sebagian Nusa Tenggara Timur. Sedangkan pada level sporadis hampir merata di Sumatera, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Namun demikian pada Februari 2022 BMKG memprediksi intensitas curah hujan bakal berkurang, tetapi Dwikorita mengimbau untuk mewaspadai adanya dampak badai tropis yang juga terjadi pada tahun lalu yang muncul di wilayah NTT.
"Jadi ini perlu kewaspadaan persiapan sekitar Januari-Februari, kemungkinan badai tropis tahun lalu juga terjadi,"ujarnya.
Dia mengatakan saat ini suhu muka laut di Samudra Pasifik semakin mendingin, mencapai minus 0,92 derajat yang awalnya pada September 2021 suhu muka laut hanya 0,63 derajat. Hal itu diindikasi merupakan penguatan intensitas La Nina.
Dwikorita mengatakan apabila suhu muka laut mencapai minus 1 derajat, itu artinya sudah mulai terjadi fenomena La Nina dengan intensitas moderat. Dengan begitu, penguatan La Nina semakin meningkat.
Lebih lanjut ia mengatakan jika mengacu pada data tahun lalu, pada November 2021 akan terjadi peningkatan curah hujan bulanan sebesar 70 hingga 100 persen dari normalnya di Pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT. Sedangkan curah hujan sporadis terjadi di Sumatera, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara.
Curah hujan normal menurut BMKG adalah curah hujan rata-rata sejak tahun 1982 sampai 2010. Intensitas curah hujan pada rentang waktu tersebut berada pada intensitas normal.
(can/eks)