Sepintas produk besutan Kemendikbud ini seperti Grammarly. Namun ada beberapa hal yang tak tersedia pada komposisi ejaan yang hendak diverifikasi kebenarannya.
Aplikasi Grammarly terlihat menyediakan informasi apabila pengguna memasukkan struktur penulisan yang salah. Dijelaskan pula mengapa susunan tulisan itu diperbaiki.
Namun di aplikasi Sipebi kami tak menjumpai penjelasan terhadap koreksi. Sipebi hanya sebatas memperbaiki kata yang salah dalam penulisan, namun tak memperbaiki kasus dalam tata bahasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya, dalam Grammarly kami coba menulis kalimat 'i has ballons'. Secara otomatis aplikasi memperbaiki struktur yang kurang tepat dalam penulisan bahasa Inggris.
Aplikasi itu mendeteksi bahwa 'has' yang digunakan seharusnya diganti menjadi 'have'. Grammerly menjelaskan alasan mengapa teknologinya secara otomatis mengganti 'has' menjadi 'have'.
Mungkin developer Sipebi baru membuat aplikasi itu sebagai wadah untuk memperbaiki struktur kata. Belum bisa memperbaiki kasus dalam tata bahasa.
Lihat Juga : |
Kami mencoba menuliskan sepenggal kalimat untuk mengecek apakah Sipebi bisa berjalan dengan baik atau tidak. Namun hasilnya Sipebi masih belum mendeteksi mana kata yang seharusnya berawalan kapital atau tidak.
"Kemaren pergi ke sebuah kedai kopi di jakarta barat bersama teman-teman," bunyi tulisan yang belum diperbaiki.
"Kemarin pergi ke sebuah kedai kopi di jakarta barat bersama teman-teman," bunyi tulisan yang sudah diperbaiki Sipebi.
Dengan contoh di atas, Sipebi bisa memperbaiki kata 'Kemaren" menjadi 'Kemarin'. Namun penulisan Jakarta Barat mungkin kini belum terdeteksi dalam sistem yang dibangun.
Itulah ulasan aplikasi Sipebi yang dikembangkan oleh Kemendikbud. Meski masih harus ada perbaruan dalam sistem, aplikasi itu terbilang dapat membantu para penulis untuk mengecek apakah tulisan sudah sesuai ejaan yang benar atau belum.
(can/fjr)