Peneliti menyebut ada dua perbedaan dalam pemberian vaksin Sinovac untuk anak-anak dan orang dewasa.
Menurut Ketua Tim Riset Uji Klinis vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, perbedaan keduanya terletak pada dosis dan jarak waktu pemberian vaksinnya.
Kusnandi menjelaskan untuk orang dewasa, vaksin Sinovac diberikan sebanyak 0,5 mililiter dengan kandungan 0,5 mikrogram sebanyak dua kali. Sedangkan untuk anak-anak usia 6-11 tahun, vaksin diberikan sebanyak 0,5 mililiter dengan kandungan 0,3 mikrogram sebanyak dua kali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi dipakai dosis yang rendah tapi efektivitasnya tinggi dan sama dengan yang dosis orang dewasa. Dari hasil uji klinis ya begitu. Di China, Bangkok efek uji klinisnya sama, aman," kata Kusnandi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (2/11).
Perbedaan kedua, lanjut Kusnandi yakni ada pada jarak antara pemberian dosis pertama dan kedua. Pada orang dewasa jarak antar dosis hanya selang 14 hari atau dua pekan.
Namun pada anak-anak, Kusnandi menyebut jeda antara dosis pertama dan dosis kedua berjarak 28 hari atau empat minggu. Ia memastikan keamanan atas efek samping dari dua dosis vaksin Sinovac tersebut buat anak-anak.
"Selama ini dari hasil uji klinis belum ada kasus efek samping yang berbahaya. Soal KIPI [Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi] itu ada reaksi lokal dan sistemik. Lokal misalnya bengkak dan kemerahan di tempat suntikan. Itu selalu ada, tapi di tolerir. Biasanya diobservasi selama 30 menit pertama, lalu 1 jam berikutnya. Kalau bagus, hasilnya bagus," ungkap Kusnandi.
"Kemudian sistemik, efek yang tidak dapat diperkirakan. Umpamanya ada yang masuk rumah sakit setelah divaksin, itu akan dipantau sebulan. Ternyata ada yang dapat placebo dan vaksin sama," jelasnya menambahkan.
Jika anak-anak yang mendapatkan vaksin Covid-19 masih harus mendapatkan imunisasi wajib lainnya, Kusnandi menyebut pemberiannya harus berjarak satu bulan atau lebih.
"Jaraknya satu bulan antara imunisasi dengan vaksin. Satu bulan atau satu bulan lebih lah ya. Itu sesuai dengan hasil uji klinis," ujar Kusnandi yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi sudah mengeluarkan izin untuk pemberian dosis vaksin Sinovac kepada anak-anak usia 6-11 tahun, Senin (1/11).
Selanjutnya, Pfizer dan Sinophram juga disebut bakal segera menyusul untuk mendapatkan izin penggunaan untuk anak dari BPOM.Meski begitu, pemberian dosis vaksin untuk anak usia 6-11 tahun di Indonesia baru akan dimulai pada 2022 mendatang.
(ttf/eks)