Vaksin Merah Putih Unair Masuk Tahap Uji Klinis Manusia Tahap I

CNN Indonesia
Selasa, 09 Nov 2021 16:07 WIB
Vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga bersiap masuk tahap uji klinis terhadap manusia tahap I yang akan dilakukan terhadap 100 orang.
Ilustrasi. Vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga bersiap masuk tahap uji klinis terhadap manusia tahap I yang akan dilakukan terhadap 100 orang. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Surabaya, CNN Indonesia --

Vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, akan segera memasuki tahap uji klinis tahap I terhadap manusia.

Bibit vaksin itu pun telah diserahkan pihak Unair kepada PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia untuk produksi skala percontohan.

Selanjutnya bibit vaksin mulai dilakukan uji klinis tahap I kepada 100 orang. Diteruskan dengan uji klinis tahap II pada Januari 2022 kepada 400 orang, dan uji klinis terakhir atau ketiga pada Februari 2021 kepada sekitar 1000 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan dukungannya terhadap pengembangan Vaksin Merah Putih yang dikembangankan Unair ini. Pernyataan tersebut disampaikan secara langsung dalam Sidang Terbuka Dies Natalis Unair ke-67 pada Selasa (9/11).

Tahapan uji klinis I, II, III

Lebih lanjut, Budi membeberkan tahapan uji klinis terhadap manusia yang akan dilakukan Unair.

"Uji klinik tahap pertama membutuhkan 100 orang sebagai sampel, ini digunakan untuk melihat aspek safety dari vaksin," kata Budi.

Kemudian, pada uji klinik tahap kedua akan melibatkan sekitar 400 orang guna melihat aspek terkait imunogenisitasnya. Lalu, uji klinik tahap ketiga yang akan melibatkan sekitar 3.000 orang untuk melihat efikasinya.

Produksi mulai semester II 2022

Ia berharap jika uji klinik ini lancar dilakukan, maka Vaksin Merah Putih ini akan diproduksi secara oleh PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia massal tahun depan.

"Saya berdoa mudah-mudahan lancar sehingga pada semester kedua tahun depan, vaksin merah putih telah bisa diproduksi," ucapnya.

Selain itu, Budi mengatakan bahwa skenario uji klinik tahap ketiga masih dalam tahap penyusunan. Pemerintah berencana, selain digunakan untuk proses vaksinasi sebanyak dua kali, skenario lain yang sedang disusun adalah vaksin itu digunakan sebagai booster dan juga untuk anak-anak.

"Jadi, skenario pertama digunakan untuk suntik vaksin sebanyak dua kali, kemudian untuk skenario kedua vaksin akan disuntikkan sebanyak satu kali sebagai booster sehingga dapat menguatkan vaksin sebelumnya dan skenario ketiga vaksin akan disuntikkan sebanyak dua kali dengan sasaran anak-anak dibawah 12 tahun," ucapnya

Dalam kesempatan yang sama tersebut, Budi juga menyaksikan secara langsung penyerahan seed vaksin dari Rektor Unair kepada PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia. Menurutnya apa yang telah dilakukan Unair dan PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia adalah hal yang luar biasa karena dapat menyelesaikan proses penelitian hingga uji praklinik, kurang dari satu tahun.

Sejak awal pengembangan vaksin ini, tambah Budi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah dilibatkan. Sehingga, semua pihak bersama-sama melakukan percepatan dalam mengembangkan vaksin pertama buatan dalam negeri.

"Sekali lagi, saya ucapkan rasa bangga yang sangat tinggi terhadap rekan-rekan di Unair karena menjadi yang pertama dalam menciptakan produksi vaksin dalam negeri. Saya juga ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia," katanya.

[Gambas:Video CNN]



(frd/eks)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER