Anggota Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas), Garuda Sugardo, menyebut bahwa bersatu atau merger Indosat Ooredoo dengan Tri lahirkan perusahaan telco terbesar kedua di Indonesia.
"Mimpi indah proses merger antara Indosat Ooredoo dan H3I adalah menyatukan dua entitas bisnis yang saling melengkapi untuk menciptakan telco digital terbesar ke-2 di Indonesia," ujar Garuda melalui keterangan resminya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/11).
"Memberi kemaslahatan untuk pelanggan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Garuda juga mengatakan bahwa terdapat target revenue tahunan dari merger tersebut sebesar US$3 miliar atau sekitar Rp42,8 Triliun. Obsesi tersebut disebut cukup mengagumkan karena akan lebih besar daripada pendapatan Telkom Group bila dihitung tanpa Telkomsel.
Kelahiran PT Indosat Ooredoo Hutchinson Tbk ini, menurut Garuda bisa memicu kreasi gaya bisnis dan daya saingnya di kemudian hari yang dahsyat.
Sebab, kedua perusahaan adalah pemain global yang berpengalaman malang melintang di 22 pasar di berbagai belahan dunia.
Garuda juga menyebut bahwa dengan merger ini kompetisi di belantika seluler menjadi kian menarik. Ia membuat analogi kompetisi tersebut seperti balapan Moto GP di mana hanya akan ada satu pemenang.
Dan untuk Telkomsel, sebagai telco nomor satu di tanah air harus tetap waspada.
"Apalagi bila dicermati bahwa, pembalap second position di lintasan balap biasanya melakukan take over di tikungan. Bagi Telkomsel tidak ada pilihan, sang juara bertahan ini harus terus menjaga performa terbaiknya dan siaga penuh untuk tetap memimpin pertarungan ini," ujarnya.
Lebih lanjut, menurut Garuda pada kompetisi berikutnya masih akan ada merger susulan.
"Masih ada XL Axiata dan Smartfren yang sudah PDKT dan terus saling menjajaki. Akankah mereka berjodoh? Wallahu a'lam. Tapi bila mereka berpikir cerdas dan ingin tetap diperhitungkan di pasar terbuka, rasanya tidak ada pilihan untuk segera 'kawin'. Faster is better," katanya.
Garuda juga mengatakan bahwa alangkah akan kompetitif dan efisiennya industri telco bila Indonesia kelak hanya memiliki tiga telco seluler saja di tengah masyarakat.
Baginya industri telco seluler bukan seperti layanan perbankan atau stasiun siaran tivi yang jumlahnya bisa puluhan. Pilihan di pasar terhadap tiga operator amat ideal bagi masyarakat luas dan penataan spektrum 5G ke depan.
Platform teknologi mereka tidak berbeda, ceruk pasarnya serupa, coverage di kota besar tak jauh berbeda, tarifnya relatif sama, kualitas pelayanannya pun setara.
"Jadi, komitmen bagi Indonesia tercinta itulah yang membedakan; dan tidak dipungkiri operator yang bajunya merah sementara ini selalu berada di depan," pungkas Garuda.
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) resmi mengesahkan Penggabungan Penyelenggaraan Telekomunikasi PT Indosat Tbk dan PT Hutchison 3 Indonesia.
"Penggabungan Penyelenggaraan Telekomunikasi PT Indosat Tbk dan PT Hutchison 3 Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," ujar Ismail, MT, Direktur Jenderal SDPPI Kominfo pada konferensi pers yang disiarkan secara virtual, Senin (8/11).
Ismail menyebut pemerintah telah menerima permintaan merger PT Hutchison 3 Indonesia atau yang kita kenal H3I dan PT Indosat Tbk pada 20 September 2021.
(mrh/fjr)