Ketika ditanya apakan landainya kasus Covid-19 di Indonesia selama tiga bulan terakhir sebagai bentuk dari efektivitas vaksinasi yang dilakukan, Ahmad Rusdan menyebut tidak berpengaruh. Menurutnya tidak hanya atribusi, salah satu faktor lainnya adalah karena Indonesia sudah merasakan keganasan varian Delta.
Saat ini, belum ada lagi varian baru Covid-19 yang lebih heboh dan ganas dari Delta. Dan, ketika Indonesia merasakan Delta, negara lain belum banyak.
Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia pada Juli lalu terjadi akibat masuknya varian Delta. Paparan tersebut berkontribusi pada infeksi yang menimbulkan munculnya imunitas alami bagi masyarakat yang terkena kemudian dapat disembuhkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ahmad Rusdan, secara prilaku masyarakat Indonesia masih jauh relatif terbilang patuh di banding masyarakat barat. Sampai saat ini, masyarakat Indonesia masih bisa diingatkan untuk tetap menerapkan portokol kesehatan secara ketat untuk menekan angka penularan terhadap Covid-19.
Bedanya, masyarakat barat lebih tidak menyukai untuk menggunakan masker karena dianggap sebagai simbol pengekangan terhadap kebebasan individu. Meskipun cenderung lebih patuh, tapi pemerintah masih tetap harus melakukan kampanye prokes kepada masyarakat.
Pemerintah juga melakukan pembatasan dan pengetatan regulasi melalui PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Menurut Ahmad Rusdan PPKM yang diberlakukan sejak Juli menjadi yang paling serius yang didukung dengan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.
"Jadi itu semua mendahului kelandaian kasus yang terjadi sekarang," sebutnya.
Terakhir, Ahmad Rusdan menyebut kombinasi program vaksinasi yang dikebut ditambah infeksi alami akibat dari lonjakan varian Deltan di Juli menjadikan super imunity bagi masyarakat Indonesia, khususnya di DKI Jakarta.
"Tapi tiga bulan itu dibayar mahal dengan tingkat kematian yang sangat tinggi di Indonesia," kata Ahmad Rusdan.