Ia juga menyatakan, sebenarnya bila para mamalia tersebut mencari makan di daerah laut dalam atau perairan lepas tentu mereka aman. Namun, kadang mereka juga mencari makan di sekitaran laut pesisir yang kemungkinan sudah tercemar dan berbahaya bagi mereka.
"Jadi yang keliru itu, adalah kegiatan kita. Ini yang banyak di perairan pesisir yang membuat laut itu tercemar. Semakin, dia ke pesisir semakin dia tidak aman. Kalau dia ke laut lepas ke dalam sana dia relatif tidak banyak gangguan, kecuali ditangkap," ujarnya.
"Semakin ke daerah-daerah (perairan di kawasan) kota padat. Di pantainya itu macam-macam yang dibuang ke laut itu. Itu, yang membuat resiko kerentanan semakin tinggi dibandingkan di laut dalam perairan lepas sana," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menyatakan, kalau melihat di statistik mamalia itu terdampar dan mati karena sakit, dan bila sakitnya dilihat bisa karena empat penyebab yang tadi dan hal itu karena faktor manusia yang tidak menjaga lingkungan dan akhirnya mengotori laut.
"Kalau, presentasi karena sakit tinggal sakitnya dilihat. Apakah, yang menyebabkannya, ini medianya air, penyakit itu di dalam air karena tadi, laut kita itu banyak kotorannya. Semacam bakteri atau sampah, ini akibat kita juga secara tidak langsung, iya faktor manusia," ujarnya.
"Sama kayak kita, umpamanya kita meninggal karena sakit gula. Tapi, bukan sakit gulanya yang dijadikan penyebab tapi kan pola makan. Sama dengan paus atau lainnya karena dia hidup di laut dan segala macam dimakan," ujar Yudiarso.
Sementara, dari catatannya pada tanggal 12 Januari 2020 ada Paus Pilot yang terdampar di Pelabuhan Benoa, Denpasar.
Lalu, pada tanggal 19 Juni 2020 ada seekor Paus Sperma Kerdil yang mati di Pantai Lembeng, Kabupaten Gianyar, dan pada tanggal 23 Juni 2020, seekor Lumba-lumba Hidung Botol di Pantai Sawangan, Kabupaten Badung, ditemukan luka dan terdampar dan masih hidup.
Kemudian, pada tanggal 14 Juli seekor Lumba-lumba Hidung Botol ditemukan mati di Pantai Sindhu, Kota Denpasar. Lalu, pada tanggal 1 September 2021 seekor Lumba-lumba ditemukan mati dan membusuk di Pantai Perancak, Kabupaten Jembrana.
Selanjutnya, pada 10 September 2020, seekor paus ditemukan terdampar di Pantai Bukti, Kabupaten Buleleng, Bali, dan masih hidup dan berhasil dievakuasi. Lalu, pada 17 November 2020 di Pantai Mertasari, Denpasar, seekor Paus Sperma ditemukan mati dan membusuk dan terakhir pada tanggal 10 Desember 2020 di Pantai Blue Point Kabupaten Badung, ditemukan Paus Pilot mati.
(kdf/fjr)