Surabaya, CNN Indonesia --
Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin menyebut jika proses uji klinis vaksin merah putih besutan Universitas Airlangga (Unair) lancar, maka produksi secara massal akan dilakukan oleh PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia tahun depan.
"Saya berdoa mudah-mudahan lancar sehingga pada semester kedua tahun depan, vaksin merah putih telah bisa diproduksi," tuturnya dalam Sidang Terbuka Dies Natalis Unair ke-67 pada Selasa (9/11).
Selain itu, Budi mengatakan bahwa skenario uji klinik tahap ketiga masih dalam tahap penyusunan. Pemerintah berencana, selain digunakan untuk proses vaksinasi sebanyak dua kali, skenario lain yang sedang disusun adalah vaksin itu digunakan sebagai booster dan juga untuk anak-anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, skenario pertama digunakan untuk suntik vaksin sebanyak dua kali, kemudian untuk skenario kedua vaksin akan disuntikkan sebanyak satu kali sebagai booster sehingga dapat menguatkan vaksin sebelumnya dan skenario ketiga vaksin akan disuntikkan sebanyak dua kali dengan sasaran anak-anak dibawah 12 tahun," ucapnya
Dalam kesempatan yang sama tersebut, Budi juga menyaksikan secara langsung penyerahan seed vaksin dari Rektor Unair kepada PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia. Menurutnya apa yang telah dilakukan Unair dan PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia adalah hal yang luar biasa karena dapat menyelesaikan proses penelitian hingga uji praklinik, kurang dari satu tahun.
[Gambas:Video CNN]
Sejak awal pengembangan vaksin ini, tambah Budi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah dilibatkan. Sehingga, semua pihak bersama-sama melakukan percepatan dalam mengembangkan vaksin pertama buatan dalam negeri.
"Sekali lagi, saya ucapkan rasa bangga yang sangat tinggi terhadap rekan-rekan di Unair karena menjadi yang pertama dalam menciptakan produksi vaksin dalam negeri. Saya juga ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia," katanya.
Bibit vaksin diserahkan ke produsen
Universitas Airlangga menyerahkan bibit dari vaksin Merah Putih kepada pihak mitra yang akan memproduksi vaksin tersebut, PT. Biotics Pharmaceuticals Indonesia, pada Selasa 9/11.
Penyerahan bibit itu sekaligus menandai kerjasama antara kedua lembaga tersebut.
"Saya ucapkan rasa bangga yang sangat tinggi kepada rekan-rekan di Universitas Airlangga yang telah mampu menghasilkan seed vaksin dalam negeri," ujar Budi.
Vaksin Merah Putih merupakan vaksin yang dikembangkan oleh peneliti dalam negeri, untuk memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 di tanah air. Pada prosesnya, pengembangan vaksin melibatkan berbagai institusi.
UNAIR menjadi salah satu anggota konsorsium yang turut mengembangkan Vaksin Merah Putih, dengan platform inactivated virus.Sebelum digunakan, bibit vaksin Merah Putih disebut telah melalui uji praklinis tahap 1, 2 dan 3 kepada hewan, dengan hasil yang diklaim aman dan baik.
Selanjutnya bibit vaksin mulai dilakukan uji klinis tahap I kepada 100 orang. Diteruskan dengan uji klinis tahap II pada januari 2022 kepada 400 orang, dan uji klinis terakhir atau ketiga pada Februari 2021 kepada sekitar 1000 orang.
"Ini kan sudah lulus uji praklinis ke hewan, kalau bisa uji klinisnya mulai tahun ini, untuk mengukur keamanannya," kata Budi.
Untuk Booster dan Vaksin Anak
Budi berharap bibit vaksin Merah Putih ini nantinya bisa dikembangkan dalam untuk memberikan vaksin booster dan vaksin bagi anak-anak usia 5-12 tahun. Hal itu disebut Budi lantara saat ini baru ada satu vaksin yang bisa digunakan untuk anak usia 5-12 tahun.
Padahal ada 30 juta anak di Indonesia yang menjadi sasaran penerima vaksin.Ia menambahkan keberhasilan UNAIR menemukan vaksin sendiri, merupakan tonggak sejarah dalam perkembangan sistem kesehatan Indonesia. Pihaknya ingin momentum baik ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan sarana dan prasarana terutama fasilitas dan kompetensi pengembangan vaksin.
"Saya berharap Indonesia bisa menguasai teknologi, bukan hanya berbasis dari teknologi virus bukan hanya berbasis teknologi protein rekombinan maupun asam nukleat," pungkasnya.
Sebelumnya tim peneliti UNAIR mengungkapkan hasil uji praklinik I vaksin Merah Putih buatannya. pada objek tikus transgenik menghasilkan aspek keamanan dan imunogenisitas yang baik.
"Kami sudah sampai uji praklinik I dan II. Yang pertama hasilnya baik dari sisi imunogenisitas, kemudian safety juga baik, termasuk toxicity di dalamnya.
Kemudian pendekatan respons imun tidak hanya humoral tapi juga seluler, dan menghasilkan sesuatu hasil yang menjanjikan," kata Ketua Peneliti vaksin Merah Putih dari Unair Fedik Abdul Rantam beberapa waktu lalu (18/8).
[Gambas:Video CNN]