WHO mencatat mutasi Omicron jauh lebih banyak dibanding Delta, bahkan sejumlah penelitian menyebut Omicron memiliki 50 mutasi.
Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan varian-varian yang telah ada sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip NPR, Omicron telah ditemukan di 77 negara kurang dari sebulan setelah dilaporkan secara resmi oleh WHO. Kini Indonesia menjadi negara dengan keberadaan varian Omicron. Itu berarti mutasi B.1.1.529 sudah menyebar ke 78 negara.
Jumlah mutasi Omicron yang luar biasa tinggi pada lonjakan protein dengan cepat memicu kekhawatiran bahwa itu akan lebih menular daripada varian lain dan berpotensi menghindari perlindungan vaksin.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama meminta pemerintah memeriksa kembali kedatangan warga negara asing (WNA), terutama berasal dari benua Afrika sebelum 26 November.
Tjandra menilai aturan pembatasan masuk dari negara Afrika yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Imigrasi masih kurang lantaran mengecualikan delegasi G20.
Menurutnya, pemerintah harus menerapkan pemeriksaan secara lebih ketat terhadap seluruh pendatang asing tanpa terkecuali.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengonfirmasi kematian satu pasien terinfeksi Covid-19 varian Omicron di Inggris, Senin (13/12). Johnson juga memperingatkan varian ini akan menjadi varian dominan di London pada Selasa (14/12).
Sekretaris Kesehatan Inggris, Sajid Javid mengatakan kenaikan kasus Covid-19 di negara itu 40 persen disebabkan oleh penyebaran varian Omicron.
Pada minggu lalu total infeksi varian Omicron di Inggris mencapai 3.137 kasus. Lonjakan ini membuat pemerintah meningkatkan level waspada Covid-19 ke Level 4 dari Level 3.
Level 4 berarti penularan tinggi dan tekanan terhadap layanan kesehatan sangat meluas dan terus meningkat.
Itulah sederet fakta-fakta terkait Omicron atau B.1.1.529, varian baru Covid-19 yang disebut bermula di Afrika Selatan.
(can/fjr)