Jakarta, CNN Indonesia --
Semut rangrang merupakan jenis kelompok serangga yang disebut kejam, pun kompak bersosial seperti manusia. Tanpa ukuran besar, semut rangrang memiliki sifat yang sangat agresif dan sangat teritorial.
Senjata utama mereka adalah sepasang rahang yang ganas saat melakukan serangan. Mereka juga menyemprotkan asam ke luka gigitan untuk menimbulkan reaksi kejut pada lawannya.
Mereka mengejar serangga lain dengan kekuatan tertentu, dan sangat pandai membunuh sesama minibeast, sehingga koloni semut rangrang digunakan sebagai bentuk pengendalian hama biologis di seluruh daerah tropis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Minibeast adalah istilah untuk berbagai hewan artropoda dan invertebrata, termasuk laba-laba, semut, rayap, kupu-kupu, lebah, tawon, lalat, kutu kayu, dan banyak lainnya.
Ketika menghadapi ancaman seperti semut rangrang, serangga dari beberapa spesies semut justru meledakkan diri, dalam proses yang dikenal sebagai autothysis.
Pada dasarnya, ketika semut-semut ini berada dalam masalah, mereka meremas organ-organ internal mereka dengan sangat keras sehingga mereka menghancurkan kerangka luar, meledakkan diri.
Meledakkan diri dengan bom racun kecil adalah cara yang efektif bagi semut colobopsis untuk menghadapi ancaman yang mungkin sangat besar.
Dalam koloninya, rangrang memiliki ratu yang bertugas menetaskan antek-antek kecil mereka, dan mereka menggunakan antek-antek itu untuk kebaikan koloni yang lebih besar.
Setelah Anda berpindah dari tingkat individu ke tingkat organisasi, perilaku evolusi semut ini menjadi lebih jelas. Mereka adalah bagian yang dapat dibuang dari keseluruhan, yang secara khusus disesuaikan untuk pekerjaan tertentu.
Autothysis tentu saja membutuhkan sumber daya koloni, tetapi mereka adalah sumber daya yang dapat diganti, sedikit seperti tubuh manusia yang mengorbankan sel darah putih untuk melawan infeksi. Pada skala ini, dengan koloni sebagai unit genetiknya sendiri, eusosialitas menjadi lebih menarik.
Semut rangrang saling menyentuh dengan mulut, kaki depan, atau antena. Mereka meletakkan aroma dengan kelenjar yang berbeda untuk mengirim pesan yang berbeda.
Bagaimana sifat kelompok semut rangrang? Simak di halaman berikutnya..
Berani Kalau 'Banyakan'
Hewan tersebut juga memiliki sifat sosial yang mirip seperti manusia, yaitu sifat pemberani karena ia berani menyerang organisme lain yang mengganggu meskipun ukuran tubuh 100 kali lebih besar dari mereka.
Kemudian ia memiliki sifat lincah karena dapat berlarian ke atas dan ke bawah pohon sepanjang hari, lalu memiliki sifat disiplin karena semua berperan serta dalam kegiatan kelompok. Uniknya, tak seekor semut pun yang meninggalkan kelompok.
Kemudian semut rangrang tergolong cerdas karena membangun sistem komunikasi di antara mereka dengan mengeluarkan aroma dan sentuhan tertentu.
Dalam waktu singkat semua anggota kelompok dapat mengetahui apabila terjadi sesuatu dalam kelompoknya dan mereka akan langsung melakukan pembagian tugas apa yang harus dilakukan.
Semut tersebut melepaskan lebih banyak zat feromon ke udara untuk memancarkan sinyal dengan cepat dan luas, dikutip SB Nation.
Mereka bahkan menunjukkan perilaku simbolis untuk memperingatkan musuh yang mendekat. Misalnya, mereka menyentak tubuh sesamanya sebagai bentuk pertarungan.
Sebagai pemangsa, semut rangrang berburu hampir semua jenis invertebrata yang cukup besar untuk dimakan dan sangat efektif sehingga wilayah semut menjadi petak-petak di mana banyak makhluk hanya dapat hidup pada populasi rendah.
Petani China menyadari hal ini terjadi 1.700 tahun yang lalu dan menempatkan sarang di kebun buah untuk melindungi buah, menjadikan Oecophylla bentuk biokontrol tertua yang diketahui.
Akhir-akhir ini para ahli ekologi telah mempromosikannya di Afrika sebagai alternatif yang aman, efektif, dan murah untuk semprotan pestisida.
Petani dapat menyangkutkan tali dari sarang semut rangrang ke pohon buah-buahan, dan semut tanpa lelah akan membasmi lalat buah, ulat, dan hama potensial lainnya.
Manuver Mencabik Mangsa
Segera setelah menangkap mangsa, rangrang bermanuver untuk meraih dan menarik kaki atau antena. Dalam beberapa saat, puluhan koloni memangsa korban dengan mencabik-cabik mangsa.
Selain itu beberapa koloni menggerogoti titik lemah mangsa untuk mempercepat pekerjaan. Sambil memegang potongan bagian mangsa, jalur semut menuju sarang sudah disiapkan untuk mendistribusikan potongan mangsa.
Potongan terberat dibawa oleh kelompok yang entah tetap saling terkoordinasi, bahkan ketika beberapa anggota tim pergi dan pekerja baru bergabung.
Para pemangsa secara fisik membawa bagian buruan ini ke sarang utama, untuk mewaspadai dari serangan musuh, menurut laporan National Geographic.