Ahli Klaim Bisa Deteksi Tsunami dari Perubahan Medan Magnet

CNN Indonesia
Jumat, 24 Des 2021 16:34 WIB
Menurut ahli ketinggian gelombang di tengah laut hanya beberapa sentimeter saja sudah dapat dideteksi.
Ilustrasi tsunami bisa dideteksi melalui perubahan medan magnet. (Foto: WikiImages/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ahli mengeluarkan studi terbaru terkait kemampuan mendeteksi tsunami lebih awal dari medan magnet. Perubahan medan magnet bisa menjadi acuan sebelum permukaan laut berubah menjadi tsunami.

Para ilmuwan menjelaskan penemuan ini memungkinkan mengumumkan peringatan tsunami sejak awal sebelum tsunami terjadi dan sampai ke daratan. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Geophysical Research: Solid Earth.

Seperti diketahui, gelombang tsunami menghasilkan medan magnet. Medan magnet tersebut dapat digunakan untuk memprediksi ketinggian gelombang tsunami. Menurut ahli ketinggian gelombang hanya beberapa sentimeter saja sudah dapat dideteksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seberapa awal medan magnet dapat dideteksi bergantung pada kedalaman air. Para peneliti menemukan waktu kedatangan awal sekitar satu menit, sebelum perubahan permukaan laut sedalam 4.800 meter.

Angka-angka yang dihasilkan medan magnet itu yang dijadikan patokan telah terjadi tsunami di tengah laut.

"Data medan magnet dapat dimasukkan ke dalam prediksi tsunami dan sistem peringatan di masa depan, sehingga informasi ke masyarakat lebih cepat sebelumnya akhirnya bersiap dan menghindari ke dataran tinggi," ucap ahli geofisika Zhiheng Lin, dari Universitas Kyoto di Jepang dilansir Science Alert, Jumat (24/12).

Para ahli mencoba membandingkan aktivitas vertikal dan horizontal pada medan magnet sebagai indikasi perubahan permukaan laut, mereka mampu memprediksi perubahan permukaan laut dengan cepat dan tepat serta memperkirakan besaran tsunami.

Ahli menjelaskan studi baru ini merupakan nyata dan sangat berguna masa mendatang. Ahli selama ini sudah mempelajari beberapa kejadian tsunami seperti tsunami di Samoa pada 2009, dan satu tahun kemudian ketika tsunami terjadi di Chili.

"Saya pikir tujuannya adalah kemampuan Anda untuk memodelkan tsunami. Anda dapat memprediksi area mana yang mungkin perlu diperingatkan dan seberapa parah tsunami akan menghantam tempat-tempat tertentu," kata Neesha Schnepf, seorang peneliti geomagnetik di University Colorado mengutip phys.org.

(mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER