8 Gempa di Banten yang Jadi Perhatian, Pernah Tsunami 30 Meter

CNN Indonesia
Jumat, 14 Jan 2022 19:04 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan di lokasi tersebut pernah terjadi gempa yang tercatat sejak 1852 hingga 2019.
Gempa M 6,7 di Banten terasa sampai Jakarta, Bogor hingga Bandung. (Foto: BNPB)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap sejarah gempa bumi yang pernah terjadi di perairan Selat Sunda, sejak 1851. Guncangan gempa di wilayah tersebut pernah menghasilkan gelombang tinggi tsunami 30 meter.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan di lokasi tersebut pernah terjadi gempa yang tercatat sejak 1852 hingga 2019, terjadi sebanyak delapan kali gempa.

"Perlu kami sampaikan dari catatan sejarah kegempaan dari 1851 hingga 2019," ujar Dwikorita kepada wartawan, Jumat (14/1) sore.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama, pernah terjadi gempa yaitu 4 Mei 1851 terjadi gempa bumi merusak, di Teluk Betung dan Selat Sunda. Setelah gempa terjadi tsunami dengan ketinggian 1,5 meter.

Kemudian pada 9 Januari 1852 terjadi gempa kuat dan terjadi tsunami kecil. Pada 27 Agustus 1883 terjadi tsunami dahsyat dengan gelombang air berada maksimal pada ketinggian 30 meter, yang disebabkan erupsi Gunung Krakatau.

"27 Agustus 1993 terjadi tsunami dahsyat di atas 30 meter akibat erupsi Gunung Krakatau," tuturnya.

Selanjutnya pada 23 Februari 1903, Dwikorita menjelaskan wilayah Selat Sunda pernah terjadi gempa dengan M 7,9. Kemudian pada 26 Maret 1928 terjadi tsunami kecil yang terjadi di Selat Sunda pasca gempa kuat, namun dalam catatan tersebut tidak disebutkan berapa besaran gempa.

Gempa kembali terjadi pada 22 April 1958 di Selat Sunda diiringi dengan kenaikan permukaan air laut atau tsunami. Kemudian kejadian selanjutnya, Selat Sunda dilanda tsunami akibat longsoran Gunung Anak Krakatau.

Pada 2 Agustus 2019 juga pernah terjadi gempa dengan M7,4 yang merusak di Banten, dengan adanya potensi tsunami.

"Jadi total kami mencatat 8 kejadian gempa dan atau tsunami yang pernah terjadi sebelumnya sejak 1981," ujar Dwikorita.

Di samping itu Dwikorita menjelaskan gempa yang terjadi pada Jumat (14/1) sore merupakan tektonik dengan Episenter gempa 7,21 derajat LS dan 105,05 BT atau tepatnya lokasi berada di laut pada jarak 132 kilometer arah barat daya kota Pandeglang Provinsi Banten pada kedalaman 40 Kilometer.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi.

"Hasil analisis mekanisme menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) akibat dari patahan naik," kata Dwikorita.

(can/can/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER