Peneliti di Pusat Riset Kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Tjandrawati Mozef mengatakan hasil tes covid-19 berbasis molekuler dengan menggunakan metode RT-LAMP (reverse transcription loop mediated isothermal amplification) diperoleh lebih cepat, yakni kurang dari satu jam.
RT-LAMP menggunakan sampel ekstrak RNA hasil usap (swab) hidung yang dapat dideteksi secara kualitatif dan akurasi yang baik.
"Reaksinya itu satu jam sampai dengan terdeteksi," kata Tjandrawati dalam Sapa Media BRIN dalam acara virtual, Senin, (17/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Tjandrawati, reaksi amplifikasi gen target dengan metode RT-LAMP berlangsung kurang dari satu jam sehingga diagnosa hasil covid-19 bisa diperoleh lebih cepat, dengan hasil seakurat RT-PCR.
Tjandrawati mengatakan dalam waktu kurang lebih 30 menit, sudah mulai terjadi proses reaksi amplifikasi.
Selain itu, RT-LAMP bisa mendeteksi covid-19 yang disebabkan varian Omicron juga dapat mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2 pada sampel sampai nilai cycle threshold (Ct) 36 di PCR. Nilai Ct tinggi menggambarkan kadar virus rendah.
Ia berharap RT-LAMP yang dikembangkan BRIN dapat menjadi metode alternatif untuk pengujian molekuler terhadap virus SARS-CoV-2 penyebab covid-19 sehingga bisa segera diaplikasikan di tengah masyarakat.
Tjandrawati menuturkan jika suatu daerah tidak memungkinkan melakukan tes PCR karena ketiadaan alat PCR, maka RT-LAMP dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan tes covid-19 di daerah tersebut sehingga masyarakat bisa lebih mudah menjangkau tes covid-19.
"Ini (RT-LAMP) tidak memerlukan alat PCR, jadi dia (RT-LAMP) relatif lebih bisa mendeteksi, reaksi lebih cepat dan lebih sederhana karena sistem isotermal," ujarnya.
Kepala Pusat Riset Kimia BRIN, Yenny Meliana mengatakan tes covid-19 dengan menggunakan metode RT-LAMP kemungkinan lebih murah dibanding RT-PCR.
"Kalau dibanding tes usap antigen, ini (RT-LAMP) perkiraan di atasnya. Kalau dibandingkan dengan RT-PCR, RT-LAMP bisa lebih murah," kata Yenny dalam Sapa Media BRIN dalam jaringan di Jakarta, Senin.
Harga diperkirakan bisa lebih murah, karena RT-LAMP tidak menggunakan alat PCR yang mahal, dan harga kit RT-LAMP lebih murah.
Reaksi amplifikasi gen target dengan metode RT-LAMP berlangsung kurang dari satu jam, sehingga diagnosa hasil COVID-19 bisa diperoleh lebih cepat, dengan hasil seakurat RT-PCR.
Metode PCR menjadi standar untuk mendeteksi covid-19 dan paling akurat, namun hasil pengujian lebih lama dan biayanya relatif mahal.
Untuk itu, RT-LAMP yang dibuat tim peneliti di Pusat Riset Kimia BRIN hadir untuk melengkapi kebutuhan metode deteksi virus SARS-CoV-2 penyebab covid-19 di Tanah Air.
RT-LAMP telah mempunyai Nomor Izin Edar Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yakni Kemenkes RI AKD 2030322XXXX. Izin edar produk dengan merek dagang Qi-LAMP-O yang berlaku sampai Januari 2027.
"Kita berharap dengan adanya izin edar ini, Indonesia punya alternatif baru untuk deteksi covid-19 selain RT-PCR," ujar Yenny mengutip Antara.
Yenny mengatakan pihaknya telah menguasai teknologi kunci RT-LAMP yang bermanfaat untuk tes molekuler, sehingga ke depan akan lebih siap dengan inovasi baru jika ada tantangan baru selain pandemi covid-19.
(antara/mik)