Analisis BMKG soal Potensi Gempa dan Tsunami 8 Meter Hantam Banten

CNN Indonesia
Kamis, 17 Feb 2022 08:11 WIB
Ilustrasi tsunami 8 meter di Cilegon, Banten. (Foto: WikiImages/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tsunami 8 meter di sekitar Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten menjadi ancaman berikutnya. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah berhasil memetakan potensi bencana itu.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan berdasarkan penelitian dan pemodelan yang dilakukan BMKG, melihat potensi gempa Magnitudo 8,7 di Zona Megathrust Selat Sunda yang menyebabkan tsunami.

Akibat gempa tersebut, diperkirakan kawasan Cilegon akan mengalami guncangan mencapai skala intensitas VI-VII MMI, yang dapat menimbulkan kerusakan ringan, sedang, hingga berat.

"Berdasarkan penelitian dan pemodelan yang dilakukan BMKG, jika terjadi gempa yang bersumber di Zona Megathrust Selat Sunda, maka terdapat potensi gempa dengan kekuatan hingga magnitudo 8,7," kata Dwikorita dalam keterangan tertulis, Rabu (16/2).

Dengan adanya potensi gempa bumi maksimum 8,7 itu, memicu potensi tsunami dengan ketinggian yang diprediksi bisa mencapai 8,28 meter. Gelombang tsunami itu berpoteni terjadi di kasawasan Pelabuhan Merak.

Tingginya gelombang tsunami itu disebabkan posisi pelabuhan yang berada pada teluk yang menghadap celah sempit (selat) yang bersebrangan dengan Pulau Merak Besar.

"Posisi ini memungkinkan terjadinya amplifikasi atau penguatan gelombang tsunami di lokasi tersebut," tuturnya.

Dampak dari tsunami tesebut kemungkinan akan menimbulkan genangan yang diperkirakan mencapai jarak terjauh sekitar 1,5 kilometer dari tepi pantai Kelurahan Tegalratu, Kecamatan Ciwandan dan Kelurahan Warnasari, dan Kecamatan Citangkil di Kota Cilegon.

Beberapa kelurahan itu akan tergenang air karena masuk dalam kategori kawasan dengan topografi yang landai.

Di samping itu, Dwikorita menjelaskan ada empat sumber gempa bumi dan tsunami di area Cilegon, Banten. Di antaranya Zona Sumber Gempa Megathrust, Zona Sesar Mentawai, Sesar Semangko, dan Sesar Ujung Kulon, Zona Graben Selat Sunda, dan Gunung Anak Krakatau yang jika terjadi erupsi juga dapat memicu tsunami.

Dwikorita mengatakan, selama ini Cilegon dikenal sebagai kota industri lantaran banyaknya industri penting di kota tersebut. Selain itu di Cilegon juga terdapat berbagai macam objek vital negara antara lain Pelabuhan Merak, Pelabuhan Cigading Habeam Centre, Kawasan Industri Krakatau Steel, PLTU Suralaya, PLTU Krakatau Daya Listrik, Krakatau Tirta Industri Water Treatment Plant, (Rencana) Pembangunan Jembatan Selat Sunda dan (Rencana) Kawasan Industri Berikat Selat Sunda.

Jika terjadi gempa bumi kuat yang diikuti tsunami, menurutnya Kawasan Industri Cilegon menyimpan potensi bahaya berupa bencana kegagalan teknologi yang dapat menimbulkan kerugian berupa kerusakan infrastruktur, lingkungan, penyakit, cedera, bahkan kematian pada manusia.

Meski demikian, Dwikorita menilai Pemprov Banten cukup responsif dalam menindaklanjuti yang direkomendasikan oleh BMKG. Di antaranya seperti kesiapan Pemprov Banten untuk menerbitkan aturan terkait mitigasi gempa bumi dan tsunami di sepanjang daerah rawan.

Namun, menurut Dwikorita perlu ada berkolaborasi erat antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, swasta, dan masyarakat agar mitigasi yang dilakukan efektif dan tidak parsial.

(can/mik)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK