Menghalau Pukat Influencer Merajalela di Medsos

CNN Indonesia
Rabu, 23 Feb 2022 13:03 WIB
Masyarakat harus jeli melihat tren influencer. Tidak langsung percaya produk investasi dan trading yang bisa menghasilkan cuan cepat.
Ilustrasi influencer promosikan produk investasi bodong. (Foto: iStockphoto/grinvalds)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah influencer dan selebram mempromosikan investasi dan trading di akun media sosial pribadi mereka. Tren ini sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir karena mereka dianggap bisa memengaruhi follower-nya.

Masalah pun timbul ketika iklan produk dinyatakan bermasalah. Para followers menjerit menganggap dirinya sebagai korban penipuan investasi usai tergoda rayuan influencer.

Pengamat budaya dan komunikasi digital dari Universitas Indonesia, Firman Kurniawan mengatakan masyarakat harus jeli melihat tren ini. Ia menyarankan tidak langsung percaya produk investasi dan trading yang bisa menghasilkan cuan cepat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contohnya, influencer Indra Kesuma atau Indra Kenz, Doni Muhammad Taufik (Doni Salmanan), Erwin Laisuman, Vincent Raditya, dan Kenneth William.

Beberapa influencer itu getol mempromosikan produk keuangan. Terlebih, promosi dibarengi dengan gelimang harta yang diposting di media sosial miliknya.

Menurut Firman, bisa saja harta itu bersumber dari warisan, peminjaman, maupun buah dari produksi konten untuk mempersolek produk di media sosial, bukan hasil dari produk yang mereka promosikan.

"Untuk mencapai kekayaan itu bisa karena warisan, bisa dipinjemin, bisa teknik video atau pencitraan yang seolah-olah [banyak harta hasil dari produk investasi] seperti itu," ujar Firman kepada CNNIndonesia.com.

Ia juga mengatakan baiknya para influencer juga memahami betul etika dalam menyampaikan informasi produk kepada publik. Jika sekiranya bisa menimbulkan kerugian besar, hendaknya promosi itu harus segera disetop.

Di samping itu, penting juga para influencer mengetahui produk yang hendak ditawarkan. Menurut Firman, apabila produk itu berbentuk investasi, maka baiknya dicari tahu seluk-beluk dan legalitas.

Sementara Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Dedy Permadi mengatakan pihaknya memfasilitasi pengawasan terhadap konten yang mempromosikan investasi yang melanggar perundang-undangan.

"Kominfo memfasilitasi pengawasan kegiatan penyelenggara sistem elektronik dengan melakukan pemutusan akses terhadap konten promosi produk investasi yang melanggar peraturan," ujar Dedy kepada CNNIndonesia.

Meski demikian, Dedy mengaku Kemenkominfo hanya sebatas memberikan pengawasan saja. Untuk penindakan hukum lebih lanjut akan diserahkan ke Kementerian Perdagangan.

Pihaknya juga mengimbau para warganet untuk tidak mempromosikan produk yang melanggar peraturan perundang-undangan, agar secara aktif membangun ruang digital yang positif dan produktif.

Masyarakat juga diminta untuk berhati-hati jika terlibat dalam kegiatan investasi, dengan janji profit yang tinggi. Dedy mengatakan untuk selalu periksa legalitas platform lewat otoritas yang berwenang seperti Bappebti.

Kini, kelima influencer yang terlibat promosi investasi sudah sepakat untuk menghapus dan menghentikan promosi tersebut di media sosialnya.

"Kami sudah memanggil 5 influencer. Tanggal 10 Februari yaitu Indra, William dan Vincent, tanggal 14 Feb yaitu Doni dan Erwin," kata Tongam Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI).

Keterlibatan influencer dalam mempromosikan sebuah produk memang tak ada salahnya, sebagai penyambung informasi kepada produsen dan calon konsumen. Namun, agaknya berbagai pihak juga harus jeli apabila mempromosikan atau menerima info produk yang dianggap janggal.

(can/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER