Tingkat radiasi di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl dilaporkan meningkat sejak pasukan Rusia bergerak ke lokasi itu.
Pengamat melihat terjadi lonjakan "anomali" dalam radiasi yang tercatat di situs di wilayah Kiev Ukraina dalam beberapa jam terakhir, setelah pasukan Vladimir Putin menggempur Ukraina pada Kamis (24/2) malam.
Data pengamatan itu berasal dari situs pelacakan radiasi yang diterbitkan oleh situs berita independen Nexta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nexta melaporkan lewat akun Twitternya, adanya peningkatan dalam jumlah besar dalam hitungan nanosievert (nSv), satuan yang digunakan untuk mengukur besaran radiasi.
Meski begitu, Nexta tak merinci berapa besar nilai lonjakan radiasi pada lokasi tersebut.
"Lonjakan anomali dalam tingkat radiasi yang tercatat di wilayah #Kiyv dekat Chernobyl, kata Nexta seperti dikutip Daily Star.
Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengatakan hal itu terjadi usai gempuran Rusia dikabarkan mengenai penyimpanan limbah radioaktif di pembangkit listrik Chernobyl.
Pertempuran antara pasukan Ukraina dan Rusia di daerah di utara negara itu bisa menyebabkan kerusakan yang cukup parah, menurut laporan NBC News.
Laporan soal peningkatan jumlah radiasi di Chernobyl itu belum dikonfirmasi secara resmi oleh otoritas setempat. Beberapa pekerja di lokasi itu juga dilaporkan disandera saat tank Rusia masuk.
Diketahui dalam bencana nuklir tahun 1986 silam, lebih dari 30 orang tewas setelah ledakan mengguncang salah satu reaktor nuklir di Chernobyl. Bertahun-tahun setelah bencana nuklir itu, lebih banyak orang meninggal akibat gejala radiasi.
Sebagai informasi, bencana ledakan reaktor nuklir terjadi di Chernobyl, Ukraina pada 1986. Bencana itu menyebabkan banyak korban jiwa, sebagian meninggal akibat terpapar radiasi.
Bencana itu terjadi karena reaktor di pembangkit listrik meledak dan terbakar secara karena kesalahan teknis besar, memancarkan radiasi mematikan di seluruh bekas negara Uni Soviet dan sebagian Eropa.
Sekitar 49 ribu orang dievakuasi dari daerah itu, terutama dari kota tetangga Pripyat. Chernobyl telah dibuka untuk perjalanan wisata singkat sejak 2011, ketika pihak berwenang menganggapnya aman untuk dikunjungi.
(can/mik)