Yang Perlu Diketahui soal PLTN Zaporizhzhia yang Diserang Rusia

CNN Indonesia
Jumat, 04 Mar 2022 14:56 WIB
PLTN Zaporizhzhia memiliki enam reaktor nuklir, masing-masing menghasilkan 950MW, dan total output 5.700MW.
PLTN Zaporizhzhia terletak di tenggara Ukraina tepatnya di Enerhodar, tepi waduk Kakhovka di sungai Dnieper. (Foto: Zaporizhzhya NPP via REUTERS/Zaporizhzhya NPP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Salah satu reaktor nuklir di Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia terbakar imbas gempuran militer Rusia, Jumat (4/3). Daya listrik yang dihasilkan sebagian besar untuk kebutuhan listrik Ukraina.

PLTN Zaporizhzhia dibangun antara 1984 dan 1995. PLTN ini merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa dan terbesar kesembilan di dunia.

Zaporizhzhia memiliki enam reaktor nuklir, masing-masing menghasilkan 950MW, dan total output 5.700MW. Hasil energi yang dihasilkan cukup untuk menghidupkan sekitar empat juta rumah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada saat beroperasi normal, PLTN ini menghasilkan seperlima dari listrik Ukraina, dan hampir setengah energi yang dihasilkan oleh fasilitas tenaga nuklir negara itu.

PLTN ini terletak di tenggara Ukraina tepatnya di Enerhodar, tepi waduk Kakhovka di sungai Dnieper. Jaraknya sekitar 200 kilometer dari wilayah Donbas, yang diperebutkan Rusia dan 550 kilometer arah tenggara Kiev.

Serangan yang terjadi Jumat

Kebakaran terjadi di sebuah gedung pelatihan di di luar pembangkit listrik pada dini Jumat (4/3), setelah ditembaki oleh pasukan Rusia.

Laporan pertama datang dari seorang karyawan di pabrik tersebut, yang memposting di Telegram pasukan Rusia telah menembaki fasilitas tersebut dan merupakan ancaman bahaya nuklir di pembangkit listrik tenaga nuklir itu.

Menteri luar negeri Ukraina mengkonfirmasi laporan tersebut pada pukul 02.30 pagi. Ia mencuit di Twitternya tentara Rusia dilaporkan menyerang PLTN Zaprizhzhia.

"Tentar Rusia menembaki dari semua sisi ke PLTN Zaporizhzhia, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa. Kebakaran sudah terjadi," katanya, dikutip The Guardian.

Atas serangan itu, dia menyerukan gencatan senjata segera agar petugas pemadam kebakaran bisa mengendalikan kobaran api.

Tidak lama kemudian, Layanan Darurat Negara Ukraina melaporkan radiasi di pembangkit tersebut masih dalam batas normal, dan kondisi kebakaran di pembangkit tersebut dinyatakan 'normal'.

Ancaman radiasi PLTN Zaporizhzhia

Pihak berwenang Ukraina pada Jumat pagi mengatakan fasilitas PLTN itu telah diamankan agar serangan tidak mengenai reaktor nuklir.

Sebelumnya, Badan Energi Atom Internasional mendapat laporan dari badan regulator atom Ukraina tidak ada perubahan tingkat radiasi di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.

Rusia saat ini diketahui telah merebut wilayah bekas PLTN Chernobyl yang sudah tidak berfungsi, 100 kilometer sebelah utara Kiev, menurut laporan DW.

Beberapa analis nuklir mencatat PLTN Zaporizhzhia adalah jenis yang berbeda dari Chernobyl dan diklaim lebih aman.

Tony Irwin, profesor kehormatan di Universitas Nasional Australia yang telah mengoperasikan PLTN di Inggris mengatakan ledakan di PLTN itu hanya melepaskan radioaktif rendah.

"Reaktor-reaktor ini juga memiliki sistem pendingin darurat cadangan. Selain pendinginan reaktor normal, mereka memiliki sistem pasif, mereka memiliki sistem injeksi tekanan tinggi, mereka memiliki sistem injeksi tekanan rendah," ujarnya.

(can/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER